Lelaki Pengkhianat

525 40 3
                                    

Malam itu Arlian dan Salbila kembali bertengkar hebat, karena mereka sama-sama terluka, mereka sama-sama mempunyai sakit yang sama.

Pagi harinya Arlian dan Salbila masih perang dingin, tidak ada komunikasi apapun selama sarapan, karena hari ini adalah weekend Arlian beniat akan quality time dengan Lea, putrinya.
Arlian masih tidak terima dengan pertengkaran semalam, ia bukan sudah tidak cinta lagi dengan Salbila, tetapi semua juga ada batasnya, semua juga ada cukupnya.

"Arr" panggil Salbila.

"Ya?"

"Aku minta maaf, soal semalem"

"Lupain" dingin Arlian.

Salbila beranjak dari kursi meja makan, dan mendekat ke kursi yang di duduki Arlian.

"Arr, aku mohon tarik ucapan kamu soal perceraian kita."

"Kasih aku waktu" dingin Arlian.

Arlian beranjak dari kursinya, ia menaiki anak tangga tujuannya cuma satu sekarang Arlian ingin bertemu, memeluk, dan bermain dengan Lea.
Salbila mengikuti suaminya pergi kemana, ia berjalan di belakang Arlian.

"Arr" panggilnya lagi.

"Apa sih? Aku mau ke kamar Lea."

"Tunggu" Salbila meraih tangan suaminya, Salbila menatap sorot mata suaminya yang masih terlihat ada kekecewaan.

"Apa lagi?" ketusnya.

"Kamu bohong kan bicara soal perceraian itu Arr?"

"Kalo bisa di lakuin kenapa ngga?" tanya Arlian.

"Arr, kamu ngga kasian sama Lea? Dia masih kecil, dia masih butuh kasih sayang dari kita berdua, aku ngga mau dia tumbuh dari kecil tapi sudah pincang kasih sayangnya Arr."

"Yang buat Lea ada di posisi ini siapa? Pikiran negatif kamu Sal. Pikiran kamu yang selalu overthingking ngga jelas, nuduh aku ini itu yang belum tentu benar terjadi, disaat aku jelasin semuanya kamu tetap dengan pikiran kamu." tegas Arlian.

''Aku kaya gitu karena aku sayang sama kamu Arr, aku ngga mau kamu selingkuhin aku Arr."

"Kalo aku mau selingkuh dari dulu juga udah aku lakuin Sal, tapi nyatanya apa? apa pernah kamu liat aku bermesraan dengan perempuan depan mata kepala kamu sendiri hah?!" emosi Arlian memuncak.

"Udah lah aku muak dengan hal ini, atur aja sendiri urusan kamu, kita masing-masing." putus Arlian.

Arlian yang berniat ingin quality time dengan Lea mendadak ia urungkan, mood nya sudah hancur.
Arlian menuruni tangga menuju kamarnya, namun Salbila tidak tinggal diam ia masih mengekori Arlian. Arlian memasuki kamarnya mencari kunci mobilnya, saat barang yang ia cari berada di tangannya ia keluar dari kamar, ada Salbila di depan pintu kamar tersebut tetapi Arlian cuek dan melangkah keluar rumah.

"Arr" teriak Salbila yang sudah menangis.

Salbila menahan pintu mobil Arlian saat Arlian akan memasuki mobilnya.

"Minggir!" titah Arlian.

"Mau kemana?"

"Bukan urusan kamu!" ketus Arlian.

"Arr, aku masih istri kamu"

"Oh ya kamu istri aku? serius? istri mana yang mempertahankan rumah tangga cuma karena sesuatu?" sarkas Arlian.

"Arr, dengerin aku..-"

"Ngga usah jelasin apapun lagi, minggir aku mau pulang!" ketus Arlian.

"Pulang kemana? Ini rumah kamu."

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang