obat nya

410 24 0
                                    


Salbila masih terdiam di kamar Arlian ia sudah prepare untuk pulang pagi ini, ia beneran takut jika mengingat semua kejadian semalam. Arlian keluar dari kamar mandi yang sudah siap dengan pakaian kerjanya,dan melihat kekasihnya yang duduk di sofa kamar nya menghadap ke jendela luar ia berjalan menuju kekasih nya dan langsung memeluknya ia tahu kekasihnya itu butuh di tenangkan pasti banyak ketakutan akibat dirinya yang melakukan hal bodoh itu.

"Sayang" panggil Arlian yang sudah memeluk nya dari belakang, Salbila hanya diam tidak membalas panggilan itu rasanya sakit sekali hati Salbila hancur.

"Sayang hey. Sekali lagi aku minta maaf sama kamu, Aku tau aku salah besar"

"Kalo kamu tau itu kesalahan untuk apa kamu lakukan" ucap Salbila dengan dingin.

"Aku lepas kendali Sal, maaf"

"Yasudah nasi sudah jadi bubur, tinggal bagaimana kamu menepati janji kamu itu".

"Iya sayang, aku disini sama kamu ngga akan pernah tinggalin kamu. Aku pasti akan tanggung jawab sama kamu, tapi semua ini kita harus hadapi bersama-sama jangan hanya 1 orang saja"

"Buktikan" ucap Salbila dengan dingin.

Saat di dalam perjalanan pulang menuju rumah Salbila, Arlian menggenggam erat tangan kekasih nya dengan erat berharap menyalurkan segala kekuatan untuk wanita nya.

"Pulang aku dari kantor aku ke rumah ya"

"Terserah"

"Kamu buka puasa di luar aja, jangan masak"

Salbila hanya terdiam menatap jalanan, tidak berniat membalas omongan kekasihnya itu. Ia ingin menangis sejadi-jadi nya, tetapi ia tahan.

Sesampai di rumah Salbila yang masih sepi, belum ada mobil yang terparkir di gerasi pasti orang tua Salbila dan Alla belum pulang.
Salbila membuka seatbelt nya, dan ia langsung membuka pintu mobil tersebut tetapi tangan nya tahan duluan oleh Arlian.

"Sayang" panggil Arlian, Salbila hanya membalikan badan nya tanpa membalas apapun.

"Di kunci pintu nya ya selama di rumah, takut nya ada apa-apa kamu lagi sendirian di rumah" peringatan Arlian.

"Ya, buka pintu nya" ucap nya dingin

Arlian membuka pintu mobil nya, dan Salbila yang langsung turun dari mobil tersebut ia langsung memasuki Rumah nya, dan masuk ke kamar.
Di dalam kamar Salbila melihat figura yang berjejer di lemari tv nya, figura tersebut berisi foto Salbila dan Arlian ia membanting nya dan pecah.

"Arghhh, kenapa harus sekarang Arlian!" emosi Salbila yang di iringi tangisan.

"Gue bodoh, gue ngga bisa jaga diri gue sendiri!" marah nya pada diri nya dan memukul badan nya sendiri, ia mengambil serpihan kaca yang berserakan di lantai ia menggesekan kaca tersebut ke pergelangan tangan nya dan ya berhasil membuat darah segar mengalir di tangan nya.
Salbila hanya diam melihat darah itu mengalir, ia seperti memiliki kepuasan diri melihat diri nya di penuh luka sayatan.

Ia membawa diri nya ke kasur, dan menangis sejadi-jadi nya. Ia tidak peduli dengan figura yang sudah menjadi serpihan kaca itu, seberapa kacau nya kamar nya ia tidak peduli yang ia inginkan hanya menangis, dan ia terbawa ke alam mimpi.

Drt.. Drt... Handphone nya berdering, saat di lihat siapa yang mengirim pesan pada nya ternyata Arlian.

Arlian
"Sayang, aku udah pulang kantor aku otw ya ke rumah kamu, siap-siap kita cari makan buat buka puasa"

Salbila yang masih berat mata nya untuk bangun mendadak mata nya terbelak melihat pesan tersebut, dan jam yang sudah menunjukan sore hari. Sial, ia belum prepare dan ia berniat membereskan kamar nya terlebih dahulu.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang