Lembaran Baru Arsalian

479 33 2
                                    

Setelah Salbila kembali ke rumah, setelah Salbila mulai menerima, memaafkan, dan kembali percaya  lagi pada suaminya Arlian semakin berubah dan selalu meyakinkan istrinya. Arlian rela kehilangan kerjaannya, dan posisi di perusahaanya demi keluarganya. Jika kalian berpikir Arlian kerja apa sekarang untuk memenuhi nafkah pada keluarganya? Arlian mendapatkan kepercayaan dari Mama nya untuk memegang beberapa outlet "Lin's Bakery" yang berada di daerah Jakarta. Meskipun hanya memegang 5 outlet tetapi itu sangat lebih dari cukup untuk menghidupi keluarganya, daripada tidak sama sekali bekerja dan mengandalkan penghasilan dari butik Salbila.

Hubungan rumah tangga mereka sudah ada di lembaran baru, dan usia kandungan Salbila yang sudah masuk minggu ke 28 atau 7bulan. Usia kandungannya yang sudah besar  ini adalah hal yang tidak mudah buat Salbila, ia sudah mulai merasakan jika tidur harus menyamping, morning sickness nya sudah berkurang, badannya sudah seperti orang jompo sudah tidak bisa di ajak berjalan lama, berdiri lama karena akan pegal, dan ia juga sudah merasakan selalu ada tendangan dari anaknya di dalam perutnya. Tetapi, di balik fase yang sudah serba terbatas ini, Salbila tetap produktif untuk pergi ke butik yang selalu di temani oleh Arlian, dan terkadang jika Arlian pergi untuk melihat persediaan bahan di outletnya ia selalu ingin ikut tidak bisa jauh dari suaminya.
Seperti pagi ini Salbila sudah mulai manja pada suaminya.

"Arr" Salbila terbangun dari tidurnya.

"Iya sayang sebentar aku lagi di wardrobe baru selesai mandi" teriaknya.

"Jangan lama"

Tidak lama kemudian suaminya berjalan ke kasur dan duduk di tepi kasur samping istrinya.

"Mau sarapan sama apa hm?" tanya Arlian.

"Beli nasi kuning ayo" ajak Salbila.

"Boleh, gosok gigi dulu sama cuci muka dulu kalo ngga mau mandi"

"Mau peluk dulu aaa" rengeknya.

Arlian tersenyum dan langsung memeluknya, dan tidak lupa mengusap-usap perut istrinya yang sudah membesar.

"Gemes perutnya bu"

"Udah besar ya"

"Iya, lucu sayang." puji Arlian

"Oh ya sayang, mau kapan ke dokter lagi buat cek up lagi?" lanjut Arlian.

"Boleh deh sekarang"

"Yaudah gini aja, kamu mandi nanti sebelum ke rumah sakit kita sarapan dulu." usul Arlian.

"Ngga kepagian? ini baru jam 7"

"Yaudah, ibu mau nya kapan?"

"Nanti aja jam 9, aku mau sarapan nasi kuning dulu" rengeknya.

"Yaudah iya ayo, kalo udah ngidam ngga bisa ayah tolak"

"Hehehe, love you ayah"

"Yaudah bangun dong, daritadi masih tiduran aja"

"Kamu aja deh yang beli, makan di rumah aja aku mager" rengek Salbila.

Arlian sudah terbiasa melihat sifat  plin-plan istrinya yang akhir-akhir ini selalu muncul pada diri istrinya, dan Arlian harus extra sabar saat sifat plin-plan nya muncul.

"Yaudah ayah beli dulu ya"

"Kok belum morning kiss sih?" protes Salbila.

Cuppp...
Cup.....
Arlian mencium seluruh wajah istrinya yang masih bareface namun selalu cantik.

"Udah ya lunas?"

"Oke ayah, sana beli nasi kuningnya"

"Aku berangkat ya"

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang