keraguan dan jawaban

545 28 0
                                    

Malam ini Arlian dan keluarganya sedang menikmati makan malam yang sudah di sediakan oleh pembantu nya itu. Tapi, Arlian tidak fokus sama sekali dengan makan malam itu ia memandang handphone nya sambil senyum senyum sendiri seolah ada hal yang lucu. Jelas, kelakuan nya mengundang omelan kedua orang tua nya.

"Lian makan ya makan" tegas papah nya

"Ini makan pah"

"Taro handphone nya Lian hargai makanan dan orang yang ada di depan kamu" jawab papah nya lagi

Lian menyimpan handphone nya ke saku celana nya, mama nya hanya menggeleng kepala melihat kelakuan anaknya.
Setelah Lian selesai makan nya dia akan pergi dari meja makan nya itu tapi di tahan oleh papah nya.

"Lian mau sampe kapan kamu berdiam diri di rumah" tanya Papah nya

"Ya terus papah mau Lian kerja" tanya Arlian

"Iya, papah mau kamu berada di perusahaan papah isi di bagian direktur"

"Pah, aku cape ya besok aja bahas nya" jawab Arlian

"Bahas ginian cape giliran bahas perempuan ngga cape" sindir Papah nya.

"Maksud papah apa! Lian cape pah hidup harus banyak di atur sama papah cukup sekolah Lian aja jangan sampe ke kerjaan juga." bentak Arlian

"Lian!! Mama tidak pernah ya ngajarin kamu buat kasar sama orang apalagi ini orang tua kamu"
sekarang Mama nya yang angkat bicara

"Terserah atur dah semua" balas Arlian dan pergi dari meja makan itu ia mengambil kunci mobil nya dan menjalankan mobil nya.

Dalam mobil...

"BANGSATTTT!" Arlian memukul setir mobil nya.
Ada yang mengusik kemarahannya, ya betul notif dari Salbila berhasil meredam amarah nya.

Salbila
"Arr, kamu dimana"

Arlian
"Kenapa sayang? Aku di luar"

Salbila
"Jemput aku, aku mau keluar bosan di rumah"

Arlian
"Ok sayang, otw ya kamu prepare sekarang"

Tanpa ada jawaban dari Salbila, Salbila tau Arlian pergi keluar dari rumah karena mama nya Arlian memberi tau soal kejadian ribut kecil tadi.

15 menit kemudian...

Mobil Arlian sudah terparkir di depan pekarangan rumah Salbila, Salbila langsung menghampiri Arlian yang di dalam mobil dan langsung memeluk cowok nya itu.

"Hey, are you okey sayang" tanya Ar lian

"Aku yang harus nya tanya itu sama kamu"

"Aku oke emang aku kenapa?" Arlian menatap heran Salbila

"Kamu ngga mau cerita sama aku arr?"

Arlian bungkam. Bukan dia bukan tidak mau menceritakan nya tapi ia masih sakit hati dengan papah nya yang seolah perempuan di hadapan nya ini tidak penting di hidup Arlian dan selalu menomor satukan kerjaan dan selalu menyetir hidup nya sejak kecil dengan banyak tekanan.

"Maaf, aku ngga suka ketika papah melihat kamu harus menjadi yang kedua sayang"

"Maksud mu arr" tanya Salbila

"Dia selalu melihat hubungan kita tidak penting Sal, dia selalu ingin aku fokus bekerja dan melupakan kamu lewat kesibukan"

"Arr, papah kamu bener kok kamu harus fokus sama kerja. aku ngga mungkin selama nya hidup sama kamu, kita ngga tau takdir kita kaya gimana Arr. Selagi ada yang lebih pasti kejar itu Arr aku support kamu kok itu juga buat kebaikan diri kamu sendiri kan?" Salbila berusaha meyakinkan Arlian agar dia mau bekerja di perusahaan papah nya karena bagaimanapun Arlian adalah laki-laki harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup nya sendiri sebelum menafkahi wanita yang kelak menjadi istri-nya.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang