Kembali Merayakan?

342 27 2
                                    

A few moment later....

Tidak terasa Lea sudah menginjak 7 bulan, anaknya yang sudah mulai pandai merangkak, duduk, berceloteh, gigi mungilnya sudah bertumbuh pada gusinya meskipun hanya 4 biji, dan Lea sudah merasakan berbagai MPASI yang selalu Salbila buat ataupun instan.

Lea tumbuh di tengah orang tua yang sudah tidak ada lagi cinta, Lea tumbuh di tengah orang tua nya yang bertahan hanya untuk memberikan peran orang tua pada dirinya, Lea tumbuh di kedua orang tua nya yang penuh sandiwara.

Arlian dan Salbila selama ini hanya memerankan peran orang tua saja, tetapi Arlian tetap memberi nafkah pada istri dan anaknya, ia tidak melupakan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga.
Begitupun dengan Salbila, ia hanya melayani kebutuhan Arlian karena tanda bakti nya pada suaminya, tetapi tidak dengan nafkah batin, Arlian tidak pernah lagi mendapatkan itu dari istrinya.

Salbila dan Arlian tidak bisa saling melepaskan, karena mereka selalu berpikir bagaimana nasib anaknya kelak jika mengetahui orang tuanya berpisah? Salbila dan Arlian tidak ingin Lea merasakan broken home sejak kecil, maka dari itu Salbila dan Arlian selalu mengusahakan segala cara untuk Lea putri mereka satu-satunya, meskipun Salbila dan Arlian tersiksa harus hidup satu atap dengan orang yang sudah tidak ada lagi cinta.

Jika bertanya bukankah Arlian akan tetap mencintai istrinya? Sudah, sudah ia lakukan semua usaha untuk memperbaiki rumah tangganya, tapi Salbila selalu menolak maafnya, menolak ajakan untuk memperbaiki keadaan, Salbila yang selalu memberikan pilihan pada Arlian berpisah sekarang atau tetap bertahan meskipun hanya untuk Lea, dan Salbila sudah mengizinkan Arlian jika nantinya Arlian memiliki pengganti dirinya.
Arlian pun mempunyai titik cukup, cukup perihal berjuang, cukup perihal perasaan, dan cukup dalam segala hal.

Selama 7 bulan ini pun, Salbila dan Arlian sudah berpisah kamar. Salbila yang menginginkan Arlian keluar dari kamar mereka, Salbila mengizinkan Arlian di kamarnya saat suaminya bercengkrama dengan anaknya saja tidak lebih dari itu. Tetapi Salbila tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai istri seperti menyiapkan baju, menyiapkan sarapan, mengurus Arlian masih ia kerjakan.

Saat ini Arlian yang sedang bekerja di kantornya, ia benar tidak bisa fokus bekerja, ia tidak mengerti kondisi nya sekarang. Arlian menyambar kunci mobilnya ia berniat pergi ke tempat David.

Saat Arlian sudah sampai di depan coffe shop milik David, ia langsung memasuki dan mencari tempat di sudut cafe tersebut, setelah ia memesan pesanannya, Arlian melihat ada David yang memasuki cafenya.

"Woy, Vidd" panggil Arlian.

David yang sadar namanya di panggil, ia langsung pergi ke sumber suara.

"Bro! Tumben lo kesini?"

"Dih, gue suka kesini kalo mumet sama kerjaan"

"Yeh, mana tau gue. Gue kan owner" songong David.

"Si paling owner" ejek Arlian.

"Hahaha" mereka tertawa terbahak-bahak.

"Arr, gimana anak lo Lea, udah bisa apa tuh anak kecil?"

"Udah makin bawel kaya ibunya"

"Lo sama istri lo gimana?"

"Pisah" jawab Arlian dengan enteng.

"Pisah? cerai?"

"Bukan bego, pisah ranjang"

"Ha? Sejak Kapan?"

"Ya itu dulu gara-gara gue ke club waktu ajakin anak-anak"

"Anjing itu udah lama"

"Iya, emang"

"Kok lo kaya ngga ada beban hidup gitu pisah ranjang?"

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang