Janji Arsalian

381 25 1
                                    


Hari ini adalah hari yang di tunggu oleh Arlian dan Salbila, tidak sia-sia mereka menjalin hubungan sejak SMA karena berujung menjadi teman hidup.
Mimpi mereka hidup bersama bukan lagi hanya sekedar angan-angan belaka, tetapi menjadi kenyataan hari ini.

Salbila yang sedang di rias oleh MUA di kamar hotel yang nantinya menjadi tempat dimana hubungannya berakhir dengan ijab kabul, hati Salbila bercampur aduk senang dan sedih menjadi satu.

"Mba, udah selesai. Suka ngga look make up nya?" tanya MUA tersebut.

"Suka kak, thank you ya."

"Sama-sama mba, beneran cantik sekali. Selama saya merias, saya amaze dengan keadaan kulit wajahnya yang bagus banget membuat make up menempel dengan sempurna." puji MUA.
Ya bagaimana wajahnya tidak bagus? ia merawatnya sekali, apalagi Arlian yang selalu menyuruhnya untuk treatment di setiap bulannya.

"Ah kaka, bisa aja btw aku juga suka banget selama meriasnya kaka beneran teratur banget."

"Lancar-lancar ya mba acaranya."

"Terimakasih ka."

Cklek.. Pintu kamar hotel tersebut terbuka menampakan Nia dan Shailla disana.

"Kak, cantiknya anak mami."

"Wehh,kaka aku cakep kalii"

Salbila hanya tersenyum melihat ia di puji dengan mami dan adiknya.

"Ka, jangan tegang gitu lah mukanya."

"Diem ya La."

"Hati-hati nanti malam." Shailla membisik ke telinga Salbila.

Plakk.. Salbila memukul lengan adiknya.
"Jangan gitu ih." kesal Salbila.

"Kenapa sih anak mami dua-dua nya ini ribut terus."

''Dia yang ngeselin." adu Salbila sambil menunjuk Shailla, adiknya itu malah cengegesan.

"Bu, mba. Saya pamit ya, terimakasih sudah menggunakan jasa rias saya. Buat mba nya, semoga langgeng ya pernikahannya."

"Amiin, terimakasih juga ka." jawab Salbila.

"Makasih ya mba" jawab Nia.

"Ayo Ka Sal, bentar lagi ijab kabul nya di mulai." ajak Shailla dan mereka meninggalkan kamar hotel tersebut, menuju lantai bawah ke tempat yang sudah di sediakan oleh hotel lalu di sulap menjadi tempat pernikahan mereka.

Saat Arlian sudah di meja tempat ijab kabul, dan sudah di hadiri oleh kedua pihak keluarga Arlian dan Salbila, teman dekat mereka lebih tepatnya teman dekat Arlian. Karena, teman-teman Salbila tidak bisa menghadiri acara nya. Penghulu yang sudah datang dan siap di meja nya sudah ada Arlian, para wali nikah, dan para saksi.

"Bisa di mulai sekarang?" tanya Penghulu.

"Bisa pak."

"Saya nikahkan dan saya kawinkan Anda dengan putri saya yang bernama Salbila Ghania Adreena dengan mas kawin berupa uang tiga ratus lima puluh juta rupiah , dibayar tunai". Ucap Andre.

"Saya terima nikahnya dan kawinya Salbila Ghania Adreena binti Andre Adrian dengan mas kawin tersebut, tunai." ucap Arlian secara tegas.

"Bagaimana para saksi?" tanya Penghulu.

"Sah..." para saksi menjawab dengan bersamaan, para tamu yang hadir mengucapkan ucapan syukur.

"Alhamdulillah, anak mami udah sah jadi istri. Sayang dengarkan mami, kamu harus nurut ya sama suami kamu, hormati dia juga." ucap Nia menasehati anaknya dan memeluk Salbila.

"Aaa, kakaku udah jadi istri ih, cie cie ngga boleh lupa ya sama aku oke." Shailla ikut bahagia melihat kakanya sudah resmi menikah ia memeluk Salbila, sehingga mereka berpelukan bertiga.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang