Ketakutan

477 46 2
                                    

Pagi hari Arlian dan Salbila masih bergelung di bawah selimut, kedua insan ini ingin menikmati hari weekend dengan bermalas-malasan. Arlian kangen dimana ia memiliki waktu dengan istrinya, mengingat Salbila yang akhir-akhir ini selalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga ia ingin memanfaatkan saat ini untuk quality time dengan keluarga kecilnya. Arlian terkekeh melihat istrinya yang masih tertidur dalam pelukannnya, begitu tenang wajah Salbila saat tidur. Arlian melepaskan pelukan dengan Salbila pelan-pelan,ia ingin beranjak dari tempat tidurnya hanya untuk sekedar mencuci wajahnya dan menggosok gigi.

Saat Arlian keluar dari kamar mandi, Arlian menggelengkan kepalanya saat melihat istrinya yang masih tertidur pulas. Arlian duduk di tepi kasur dekat istrinya, ia mengusap rambut istrinya dengan sayang dan saat itu pun Salbila terusik tidurnya.

"Eunghh" lenguh Salbila.

"Morning" sapa Arlian.

"Hmm, pagi ayah"

"Bangun ayo, udah siang sayang" ucap Arlian.

"Jam berapa?" tanya Salbila.

"Jam tujuh bu"

Salbila tersentak kaget, ia langsung bangun dari tidurnya.

"Ya allah, aku kesiangan ya?" panik Salbila.

"Gpp sayang. Ini hari weekend kok, aku ngga ke kantor, kamu juga ngga ke butik kan."

"Iya sih, sayang peluk" rengek Salbila.

Arlian tersenyum gemas melihat istrinya yang menampakan wajah cemberutnya, ia langsung menuruti keinginan istrinya, merengkuh Salbila yang terduduk dekat dengannya dan mendekap istrinya.

"Belum morning kiss ish sama aku" rengek Salbila lagi.

Arlian kembali tersenyum, ntah kenapa istrinya saat ini berbeda dari biasanya, Salbila terlihat sedikit seperti anak kecil dan hal yang ia suka adalah Salbila tidak gengsi meminta di physical touch, Arlian langsung mencium seluruh wajah Salbila.

Cup..cup..cup..cup...

"Kurang sayang" protes Salbila.

"Hm mau dimana lagi?" pura-pura tidak tau Arlian.

"Ini" tunjuk Salbila pada bibir suaminya.

Arlian langsung mencium bibir ranum istrinya.

Cupp..

"Kamu tumben sayang ngga gengsi, Tiba-tiba minta peluk, minta kiss." ucap Arlian.

"Oh ngga boleh ya? Padahal aku mintanya ke suami aku bukan cowo lain."

"Boleh dong sayang, aneh aja gitu biasanya kan kamu gengsi kalo minta hal yang gituan."

"Ngga aneh-aneh juga aku mintanya" bela Salbila.

"Oh mau yang aneh-aneh?" dengan wajah tengil Arlian.

"Ih ngga ya, bukan itu maksud aku." elak Salbila.

"Ayo kalo mau masih pagi ini." ajak Arlian.

Plakkk Salbila memukul dada bidang Arlian.

"Enak aja, ngga mau bodoamat mau pagi, mau siang, mau malem juga aku ngga mau." ketus Salbila.

"Ah ngga seru"

"Biarin" jawab tengil Salbila.

Drt... Drt...Drt... Ponsel Salbila berdering menandakan ada panggilan masuk, Salbila langsung melerai pelukan tersebut, lalu mengambil ponselnya yang tersimpan di nakas, Di ponselnya tertera nama "Tika".

"Halo ada apa tika?" tanya Salbila.

"Bu saya mau mengingatkan hari ini ada jadwal pertemuan dengan client" sahut Tika.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang