Persamaan Luka

467 30 3
                                    


Hari sudah berganti malam, Salbila yang sedang menjalankan kewajibannya sebagai ibu ia sedang menyusui anaknya, tetapi Lea tidak kunjung tidur.
Lea yang sudah mulai pintar mengoceh seperti memanggil kedua orang tuanya dengan "yah" dan "bu". Lea tidak sama sekali tertidur ia terus menerus merengek memanggil Arlian.

"Yah bu yah" rengek Lea.

"Iya sayang sebentar lagi ayah pulang"

"Yahhh" teriak Lea dengan merengek.

"Mau ibu telpon iya? Biar Lea mau tidur kalo denger suara ayah ya?" bujuk Salbila.

"Yahh" panggil Lea.

"Iya sayang sebentar ya ibu cari handphone ibu dulu"

Saat Salbila mencari ponselnya di kamar mereka, tetapi sayang sekali ponselnya tidak di temukan.

"Sayang, handphone ibu kayanya ketinggalan di dapur waktu tadi ibu bikin kamu susu ibu bawa handphone kesana, kita kesana ayo" bujuk Salbila dan menggendong anaknya ke dalam pangkuannya.
Saat Salbila sedang mencari ponselnya di lantai bawah, Lea sudah menangis dan selalu memanggil Arlian.

"Iya sayang sebentar ya, ini ibu lagi cari handphonenya dulu nanti kita telpon ayah ya."

"Yah" panggil Lea dalam tangisannya.

"Iya cantik, sebentar ya sayang" tenang Salbila lagi pada anaknya.

"Kemana sih tuh handphone perasaan gue cuma bawa ke dapur" gerutu Salbila.

Tok...tok...tok... Salbila terdiam saat mendengar ketukan pintu dari luar rumahnya, ia berjalan ke ruang tamu untuk membukakan pintu tersebut.

Cklek...

"Assalamualaikum" dingin Arlian.

"Wallaikumsalam"

"Loh kok anak ayah nangis"

"Dia cariin kamu"

"Sini ayah gendong ya" Salbila memberikan Lea pada Arlian, dan Lea yang sudah sedikit tenang dari tangisannya karena sudah berada di pangkuan Arlian.

"Kamu udah makan?" tanya Salbila.
Salbila tetaplah Salbila meskipun semarah dan sekecewa apapun dia pada suaminya, ia akan tetap peduli pada Arlian, ia tidak pernah melupakan kewajibannya.

"Udah, kamu sendiri?"

"Belum, daritadi Lea nangis terus Arr. Jadi aku ngga bisa jauh dari dia"

"Yaudah makan dulu, Lea biar sama aku"

"Buu" panggil Lea

"Apa sayang? Mau apa? Itu udah sama ayah"

"Buu, mimi" rengek Lea.

"Mau mimi? iya sini sama ibu kalo mau mimi" Lea merentangkan kedua tangannya pada Salbila, lalu Salbila yang paham keinginan anaknya ia langsung membawa Lea dalam pangkuannya lagi.

"Yaudah aku bersih-bersih dulu, nanti selesai bersih-bersih aku ke kamar temenin Lea." pamit Arlian.

"Yaudah, mau aku siapin bajunya?"

"Ngga usah, kamu urus Lea aja kasian anaknya udah mau susu itu" tolak Arlian.

Disaat Arlian akan melangkahkan kakinya ke kamarnya yaitu kamar tamu yang sekarang sudah menjadi kamar Arlian, Lea merengek dan memanggil Arlian.

"Yahh" rengek Lea.

"Ayah mandi dulu ya sayang oke? Nanti ayah ke atas ke kamar kamu sama ibu" bujuk Arlian.

"Aaaa yahh, bu." rengek Lea lagi.

"Yaudah gini, kamu kasih susu Lea di kamar aku aja" putus Arlian pada Salbila.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang