Satu per Satu

345 31 3
                                    

Arlian yang terlihat sibuk di ruang kerjanya, ia sedang membuat catatan pemasukan dan pengeluaran bakery nya untuk ia kasihkan pada Anggelina. Berbeda dengan Salbila yang sedang di dapur membuat kue untuk cemilan keluarganya atau tamu yang datang ke rumah mereka. Jika bertanya Lea kemana? Bayi cantik itu sedang tertidur di kamarnya sehingga Salbila dapat mengerjakan pekerjaan rumah lainnya.

Tring.. Notifikasi masuk pada ponsel Arlian ada sebuah pesan yang masuk dari papahnya.

Edward
"Lian, cepat kamu sekarang ke kantor ada yang mau papah bicarakan"

Arlian yang melihat notifikasi tersebut langsung terdiam, apa yang akan di bicarakan oleh papa nya? apakah persoalan tante Lidia? Atau hal lain?.

"Bu" panggil Arlian yang berjalan ke area dapur.

"Ya?"

"Aku mau ke kantor di suruh papah"

"Ya tinggal pergi Arr, tapi ganti dulu baju kamu masa mau pake pakaian gini" protes Salbila.

"Iya sayang, aku mau ganti baju dulu."

"Yaudah mau aku siapin?"

"Ngga usah, aku sendiri aja"

"Tunggu, anak aku mana?" lanjut Arlian.

"Tidur anaknya, jangan kamu ganggu ya dia baru tidur siang" perintah Salbila.

"Iya, aku cuma nanya aja"

Arlian menaiki tangga rumahnya, ia langsung bergegas ke wardrobe dan mengganti pakaiannya ke semi santai tapi sopan. Setelah ia mengganti outfitnya, ia menuruni tangga nya berniat pamit pada istrinya.

"Nah gitu cakep" puji Salbila.

"Ya emang suami kamu ini cakep, emang kapan aku jelek?"

"Tau ah males, di puji dikit langsung ngeselin"

"Haha, bercanda sayang. Yaudah, ayah pergi ke kantor dulu ya"

"Hati-hati"

Cuppp.. Arlian mencium kening Salbila.

"Kamu juga jaga diri di rumah sayang, aku ngga lama kok"

"Iya, sana"

Arlian sudah sampai di kantor papahnya, ia memarkirkan mobilnya di basement kantor. Arlian berjalan sepanjang lorong kantor tersebut dan menaiki lift nya yang akan membawa nya ke lantai 9 tempat dimana ruangan Edward.

Cklek.. Arlian membuka pintu ruangan Edward.

"Gerak cepat sekali kamu" ucap Edward.

"Langsung aja pah, papah nyuruh aku kesini ada apa?" tanya Arlian.

"Papah ingin kamu bekerja lagi di kantor ini, dan mengisi lagi di bagian direktur"

"Kan ada Om Ergi?" tanya Arlian. Ergi adalah orang yang sudah lama bekerja di perusahaan Edward, ia juga sangat di percaya oleh Edward. Sehingga ia bisa naik jabatan ketika Arlian melepaskan jabatannya sebagai direktur kemarin.

"Dia di pindahkan ke kantor cabang"

"Arlian enjoy dengan kerjaan Arlian yang mama kasih pah"

"Cukup untuk membiayai keluarga kamu?" tanya Edward seperti meremehkan.

''Meskipun ngga sebesar di perusahaan, tapi setidaknya aku punya kerjaan pah."

"Arlian, Arlian." nada mengejek dan senyuman smirk itu keluar dari Edward.

"Hidup sudah punya keluarga yang bisa memberikan emas tetapi kamu menyia-nyiakan semua karena cinta" lanjut Edward.

"Percuma pah hidup aku serba ada, kalo aku kehilangan orang yang aku sayang"

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang