Kesabaran Arlian

365 27 1
                                    


Arlian terbangun dari tidurnya ia melihat melihat jam sudah menunjukan jam 06:00 pagi. Arlian melirik istrinya yang masih tertidur di dalam pelukannya, Arlian tidak berniat membangunkan istrinya dan membiarkannya.

Arlian langsung memasuki kamar mandi, dan saat sudah selesai dengan segala persiapannya untuk bekerja, ia langsung menuju dapur membuat 2 porsi roti panggang selai coklat kacang untuk dirinya dan Salbila.

Salbila terbangun dari tidurnya, ia menyipitkan matanya karena silau nya sinar matahari yang masuk ke kamarnya, ia memperhatikan jam yang sudah menunjukan waktu 07:15. Arlian memasuki kamar dan melihat istrinya yang sudah terbangun dan sedang mengikat rambutnya, ia berjalan ke tepi kasur samping Salbila, istrinya langsung memeluknya. Arlian gemas melihat istrinya jika sudah mulai menunjukan sifat manjanya.

"Pagi" Cup...Arlian mengecup kening istri nya

"Sayang maaf aku kesiangan"

"It's oke bun"

"Ngga mau di panggil bun, jelek." rengeknya

"Yaudah iya ibu" pasrah Arlian.

"Siapa suruh sih ngide" ketus Salbila

"Iya ngga ibu sayang"

"Kamu udah sarapan?"

"Udah sayang, kamu mau sarapan?aku tadi buatin roti panggang pakai selai coklat kacang kesukaan kamu"

"Nanti aja"

"Sayang, kita ke dokter ya nanti kalo aku istirahat" ajak Arlian.

"Boleh"

"Sekalian beli susu buat bumil"

"Hm, ya. Kamu beneran mau berangkat ke kantor?"

"Iya dong sayang, masa aku udah rapih gini mau berenang" iseng Arlian.

"Yah, yaudah sana" pasrah Salbila.

"Kenapa ibu? ibu mau apa?"

"Kirain mau WFH, kerja nya pakai zoom meeting"
Ada nada sedih dan kecewa di balik perkataan barusan Arlian bisa merasakan suasana hati istrinya.

"Aku ada meeting hari ini. Ngga kenapa-napa kan aku tinggal? nanti istirahat juga kan kita ketemu lagi, nanti aku jemput"

"Hm"

"Ibu kenapa? Mau di belikan apa sama ayah nanti kalau istirahat biar bisa ibu makan atau barang yang pengen ibu beli?"

"Ngga mau apa-apa, mau nya kamu disini" rengeknya.

"Mau ikut ke kantor?"

"Ngga" tolak Salbila.

"Yaudah terus gimana dong sayang? Aksa ngga bisa handle juga"

"Yaudah kamu pergi aja" usir Salbila.

Arlian mengerti istrinya ini sedang melalui mood yang tidak bagus, Arlian juga tidak ingin meninggalkan istrinya jika sudah seperti ini situasinya, tapi ia juga tidak bisa melepaskan pekerjaannya.

"Arr" panggilnya lagi

"Iya? Mau ikut ke kantor?"

"Ngga"

"Yaudah mau apa?" Arlian berusaha sabar menghadapi mood istrinya yang lagi manja ini.

"Temenin sarapan" rengek Salbila.

Arlian terkekeh mendengar permintaan istrinya.

"Iya ayo, sebelum aku pergi ke kantor"

Mereka sudah duduk di meja makan, Salbila selama memakan roti panggang buatan Arlian ia merasa mual. Salbila lari ke wastafel.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang