Menutupi Luka Demi Kebahagiaan

406 40 2
                                    

Ting..tong...ting..tong...

Salbila yang sedang membereskan kamarnya mendadak terdiam saat mendengar bel rumah berbunyi, mengingat Arlian yang hari ini pergi ke kantor tidak mungkin suaminya pulang secepat ini, karena baru saja jam 12:35 siang.

Salbila keluar dari kamarnya lalu berjalan menuruni tangga, Salbila ragu saat akan membuka pintu tersebut.
Cklek...

"Sal, mama ada?" to the point Edward.

Salbila terdiam, ia tidak menyangka mertuanya akan menginjak rumah ini. Karena, Edward jarang sekali bertamu ke rumah mereka.

"Sall" panggil Edward memecah fokus Salbila.

"Eh, ya pah aa-adaaa pah" gugup Salbila, ia langsung menyalimi tangan Edward.

"Masuk pah, duduk dulu" ujar Salbila.

Edward dan Salbila berjalan ke sofa ruang tamu.

"Tolong panggilkan mama ya, Sal. Ada yang mau papah bicarakan, oh ya Lea kemana?" pertanyaan beruntun itu keluar dari Edward.

"Mama tadi di kamar Lea pah, kayanya ikut tidur siang sama Lea. Papah mau minum apa? Sebelum aku panggilkan mama" tawar Salbila.

"Teh manis aja" cuek Edward.

"Tunggu ya pah, Salbila buatkan dulu."

Salbila berjalan ke pantry untuk membuatkan minuman untuk mertuanya, setelah minuman tersebut sudah siap di sajikan Salbila memberikan pada Edward, ia simpan di meja sofa.

Salbila menaiki anak tangga rumah, sesuai dengan perintah Edward tadi untuk memanggil Anggelina.

"Maa" panggil Salbila.

Cklek...

"Ya sayang?"

"Ada papah di bawah ma" ujar Salbila.

"Hah? mau apa?" Anggelina terkejut.

"Salbila kurang tau ma, tadi papah cariin mama."

"Yaudah mama ke bawah dulu ya, Lea udah tidur kok sayang."

"Iya ma, aku mau temenin Lea aja."

Salbila masuk kamar putrinya, sementara Anggelina menemui Edward di ruang tamu.

Salbila memerhatikan anaknya, ia usap rambut Lea dengan lembut, hatinya selalu hangat jika melihat Lea, Salbila tidak menyangka di usia nya yang masih muda sudah memerankan istri sekaligus ibu.

Salbila merogoh saku celananya, ia teringat suaminya Salbila ingin memberi kabar kedatangan Edward ke rumah mereka. Salbila menekan ikon kontak Arlian.

Drt.. Drt... Getar ponsel Arlian.

"Halo sayang"

"Arr, kamu udah istirahat kan?"

"Udah bu, ada apa?"

"Udah makan?"

"Udah sayang tadi aku beli di kantin, kenapa cantiku, cintaku?"

"Ada papah datang ke rumah." ujar Salbila.

"Hah, mau apa?" kaget Arlian.

"Ngga tau, kata papah ada yang mau di bicarakan sama mama" beritahu Salbila.

"Aku pulang aja ya, aku khawatir sama mama, bu." panik Arlian terdengar dari ponsel.

"Udah selesai kerjaan kamu sayang?" tanya Salbila.

"Udah, aku mau pulang ya sayang. Kamu tungguin Lea, jangan bawa Lea ke depan mereka. Aku takut dia ketakutan lagi kaya dulu, feeling aku ngga enak sayang."

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang