Kekhawatiran

371 26 0
                                    

Salbila dan Arlian sudah satu minggu menikmati peran orang tua, mereka tidak menyangka akan sampai di titik ini bisa merasakan bagaimana memiliki, merawat, dan bertanggung jawab terhadap anak mereka 'Lea'. Salbila tidak menetap lama di rumah sakit karena, masa recovery dia sangat cepat. Salbila sudah kembali ke rumah, kesibukannya sekarang hanya untuk anak dan suaminya.

Seperti sekarang Salbila, Arlian, dan Anaknya sedang tertidur pulas, Lea yang satu ranjang dengan mereka dengan posisi berada di antara Arlian dan Salbila, Lea terusik di tengah tidurnya sehingga menyebabkan Salbila terbangun dari tidurnya.

Oekk... Oek... Suara bayi tersebut sangat nyaring di telinga Salbila, Salbila reflek bangun dari tidurnya untuk melihat keadaan anaknya.

"Cup.. Cuppp.. Sayang" Salbila menepuk-nepuk tangan anaknya dengan halus dan sayang.

Oak.. Oak... Tangisan Lea semakin kencang.

"Sayang hey, mau mimi susu ya anak ibu yang cantik ini bentar ya" Salbila memberikan ASI tersebut pada anaknya, tetapi Lea menolak dan menangis kencang.

"Kok ngga mau sih nak? ini mimi susu sayang ayo"
Tangisan Lea semakin kencang.

"Yaudah iya, ayo ibu gendong ya nak ya"
Salbila menggendong anaknya, berjalan-jalan mengelilingi kamarnya dan tidak lupa menepuk-nepuk pantat anaknya agar tenang.
Tetapi, sayang sekali cara tersebut tidak ampuh untuk memberhentikan tangisan Lea.

"Sayangnya ibu kenapa sih? Ngga biasanya hey kamu nangis kenceng gini"

"Mau di gendong ayah ngga sayang"

"Kita bangunin ayah ya"

Monolog Salbila, ia sudah cemas berada di situasi ini. Salbila membangunkan suaminya yang tertidur di bawah selimut.

"Yah" panggil Salbila dan menepuk-nepuk lengan Arlian.

"Arr"

"Hmm" balas Arlian.

"Bangun dulu, Lea nangis terus"

Arlian langsung terbangun ketika mendengar anaknya menangis.

"Tumben dia nangis kenceng bu" heran Arlian yang terduduk di tepi kasurnya.

"Ngga tau, aku udah kasih susu aja dia ngga mau" Panik Salbila.

"Sini coba aku yang gendong"

"Mau pakai gendongan ngga atau mau pake tangan aja?" tanya Salbila.

"Pake gendongan aja"

Salbila membawa gendongan tersebut lalu di pakaikan pada Arlian, dan memindahkan Lea ke Arlian.

"Cup.. Sayang ini ayah nih"

Oak... Oak.. Oak..

"Lea jangan nangis ya ini udah ayah gendong nih, tidur lagi ya anak cantik ayah"

"Kenapa ya Arr dia ngga biasanya kaya gini"

"Dia mimpi buruk kayanya bu"

"Aku takut Arr"

"Jangan panik ya cantikku, istriku, ibu sayang" Arlian menenangkan istrinya ia menggenggam tangan Salbila.

"Ya aku gimana ngga panik? Dia nangis kenceng gini"

"Udah ngga apa-apa pasti sebentar lagi juga tidur lagi, kamu tidur lagi aja bu baru jam 2"

"Aku mau temenin kamu"

Arlian menenangkan anaknya yang berada di gendongannya, berjalan kesana kemari, dan sesekali ia mencium kening Lea. Tidak lama dari itu, anaknya sudah tertidur pulas sudah tidak ada tangisan lagi.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang