Kelakuan Arsalian

494 17 1
                                    


Salbila pagi hari ini sudah bangun dari awal, mengingat suaminya sudah mulai kembali bekerja. Ia langsung mengutamakan dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum melayani Arlian, ia mulai dengan mandi, setelah itu ia menggunakan pakaian santai karena hari ini tidak ada agenda keluar. Salbila yang masih di ruangan wardrobe, ia langsung mengambil pakaian kerja suaminya dan membawa ke kamar mereka.

Arlian yang masih tertidur pulas di balik selimutnya, Salbila menarik hembusan nafas ia harus sabar saat membangunkan Arlian dari tidurnya, karena suaminya ini jika sudah berurusan dengan tidur akan susah.
Mulai dari menoel kan tangannya ke pipi suaminya, huftt tidak membuatnya bangun.
Salbila memakai cara jitu selanjutnya yaitu memanggil suaminya, jika masih tidak bangun ia akan mengguncangkan tubuh suaminya.

"Arrr."

"Arliann!!!"

"Sayang, bangun ih udah siang." teriak Salbila.

"Arrr." Salbila mengguncangkan badan suaminya.

"Hmm" Arlian membalas dengan berdehem.

"Bangun ngga!"

Arlian menyipitkan matanya, dan bangun dari tidurnya, pandangan ia terfokus pada istrinya yang sudah mandi kelihatannya karena ada handuk di kepalanya.

"Kamu udah mandi? tumben."

"Ya, gerah Arr."

"Ac kamar kita perasaan ngga mati."

"Ckk. Udah ah sana mandi, baju nya udah aku siapin tuh."

"Tunggu bentar bu." Arlian memeluk istrinya yang berdiri di samping nya dan menenggelamkan kepalanya di perut Salbila lalu menciumi perut istrinya.

"Morning anak papah." sapa Arlian pada anaknya yang di dalam perut istrinya, Salbila tersenyum mendengar hal tersebut, lalu ia menyugar rambut suaminya.

"Ayo Arr mandi, kamu kan sekarang mulai kerja lagi ishh."

"Adik bayi lihat ibu, pagi-pagi udah marah sama papah." adu Arlian.

"Ngga ya bukan marah."

"Yang bener dong nyuruhnya, baik-baik gituloh lembut sayang." rengek Arlian.

"Papah, ayo mandi kan harus ngantor hari ini jangan males-malesan." ucap Salbila lembut.

"Cium" rengek Arlian.

"Kan ngelunjak, males ah."

"Cepetan sayang ih, morning kiss dulu." rengek Arlian. Salbila menuruti keinginan suaminya, ia mencium kening suaminya. Cuppp..

"Udah puas?"

"Disini" tunjuk Arlian pada bibir Salbila.

"Ngga."

"Cepetan ibu."

"Udah ah banyak mau males, aku mau ke bawah aja mau bikin sarapan." Salbila melepaskan pelukan suaminya,dan saat ia ingin kabur tangannya di tarik kencang oleh Arlian sampai terjatuh ke kasur, Arlian yang melihat istrinya di bawah kungkungannya, ia tidak mau melepaskan kesempatan ini ia langsung mencium bibir ranum istrinya yang berujung lumatkan kecil.

"Arhh, lepashh."

"Udahh Arhh."

Arlian melepaskan penyatuan bibir nya dengan istrinya, lalu ia mencium kening istrinya.

"Makasih sayang, aku mandi dulu."

"Yaudah sana mandi, mau sarapan apa?"

"Nasi goreng aja."

Arlian memasuki kamar mandi nya, dan Salbila keluar dari kamar ia berjalan menuju dapur.
Saat ia sedang membuat nasi goreng, ada tangan kekar yang melingkar di perutnya sudah pasti itu adalah tangan suaminya.

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang