Putusnya Ikatan

401 34 1
                                    


Hari yang di tunggu oleh Anggelina, dan Arlian sudah tiba, hari ini adalah hari dimana Anggelina akan menutup semua luka yang sudah ia dan anaknya rasakan dari dahulu, hari ini adalah akan jadi perjalanan akhir bagi rumah tangganya meskipun harus berakhir di meja hijau, tetapi Anggelina menerima semua takdir ini.

Arlian, Salbila, dan Anggelina sudah dalam perjalanan menuju salah satu pengadilan agama di Jakarta. Arlian yang daritadi menyetir dengan fokus, Salbila yang menggengam tangan Anggelina ia berharap dapat menyalurkan rasa ketenangan agar tidak terjadi tegang saat sidang nanti di mulai.

Saat sudah sampa di Pengadilan Agama. Anggelina, Arlian, dan Salbila masuk ke ruang sidang yang di dampingi oleh kuasa hukum Anggelina. Selama persidangan beruntungnya berjalan dengan sesuai harapan dan keinginan Anggelina, tidak ada kendala apapun. Salbila terus menerus menggengam tangan Arlian selama persidangan, Salbila tahu fase ini adalah fase terberat bagi suaminya.

"Baik, setelah mempertimbangkan bukti dan keterangan, saya akan memberikan keputusan. Berdasarkan fakta yang ada, termasuk pengakuan bapak Edward mengenai perselingkuhan dan kini sudah menikah lagi, serta ada permohonan dari ibu Anggelina untuk perceraian, saya memutuskan untuk mengabulkan permohonan perceraian ini. Status pernikahan anda resmi di putuskan hari ini."
Ucap hakim.

Tok.. Tok... Tok... (Hakim mengetuk palu)

Anggelina tiada hentinya mengucap syukur atas segala kemudahan dalam berlangsungnya proses sidang kali ini, begitupun Arlian ia langsung merengkuh tubuh Salbila ke dalam pelukannya.

"Bu, thank you for everything. Makasih udah ada disini buat ayah, sama mama." ucap Arlian.

"Sure, sama-sama sayang." jawab Salbila.

Anggelina, Salbila, dan Arlian keluar dari ruang sidang, ada Edward di belakang mereka yang mengikuti.

"Anggelina" panggil Edward.

Arlian, Anggelina, dan Salbila memberhentikan langkahnya saat ada yang memanggil salah satu mereka.

"Ada apa?"

"Aku minta maaf." jawab Edward.

"Ngga ada yang perlu di maafkan, oh ya ini.." Anggelina melepaskan cincin yang melingkar di jarinya, ya cincin pernikahan mereka ia berikan pada Edward.

"Aku kembalikan, silahkan lanjutkan hidup kamu cari bahagia kamu, ngga usah lagi kamu ganggu aku, Lian, Salbila dan cucu ku." lanjut Anggelina.

Layaknya layangan yang terlepas dari talinya, semua akan terlepas jika layangan tersebut sudah ingin terlepas dari talinya, sekuat apapun kita menahan tali layangan tersebut demi kepuasan diri sendiri, jika sudah waktunya lepas maka akan lepas juga. Tidak perlu menunggu waktu lama untuk melepaskan layangan tersebut, biarkan ia pergi ke langit yang tinggi, yang jauh demi mencari titik pulangnya. Mungkin layangan tersebut pernah membuat kita bahagia saat memainkannya, tetapi jika lambat laun tali tersebut menyayat diri kita akibat goresan tarik ulurnya maka lebih baik di lepaskan. Sama halnya dengan cinta, jika sudah lama di genggam tetapi membuat kita sakit, lebih baik lepaskan dan lanjuti perjalanan baru versi terbaik di diri masing-masing.

"Ayo sayang" Anggelina memberikan kode pada Arlian dan Salbila agar pergi meninggalkan Edward menuju ke parkiran dan melajukan mobilnya.

"Lian" panggil Anggelina.

"Ya ma?"

"Kita makan siang dulu ayo, Sal ada rekomendasi tempat makan?" tanya Anggelina.

"Mama mau makan apa?" tanya balik Salbila.

"Pengen seafood sih" jawab Anggelina.

"Ke tempat biasa kita aja Arr." ujar Salbila.

"Oke sayang"

Kita dan Perbedaan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang