11

5.1K 467 19
                                    

Pada jam pulang sekolah, Shani sudah menunggu di depan kelas Christy yang belum bubar. Karna hari ini adalah hari Jumat, maka siswa siswi pulangnya tidak terlalu sore.

Banyak pasang mata yang melirik Shani dengan berbagai tatapan. Shani tidak mempedulikannya, ia membalas tatapan itu dengan wajah datar nan dingin.

Tak berselang lama, Christy keluar dari kelas setelah semua siswa siswi di kelasnya sudah keluar semua.

"Dedeee" Panggil Shani dengan riang.

Christy tersenyum dan meraih tangan Shani untuk disalami. "Cici nungguin lama ya?"

Shani menggeleng lalu memeluk Christy. "Kangen" Katanya pelan.

Christy mengusap punggung Shani sambil tersenyum simpul. "Tadi kita bareng lho ci, udah kangen aja"

"Ya namanya juga kangen ish"

"Iya iya. Ayo pulang, mau nginep disini kah?"

Shani pun melepas pelukannya. "Makan dulu ya sebelum pulang"

"Emang gapapa?"

Shani mengerutkan kening. "Ya gapapa, emangnya kenapa?"

"Takutnya cici diomelin kalau pulangnya telat"

'Kayaknya aku ga pernah cerita soal itu. Kenapa dede bisa tau?' Batin Shani.

"Cici izin dulu aja sama orang tua cici ya biar mereka tau" Ujar Christy lagi.

Shani mengangguk dan melipir sedikit menjauh dari Christy untuk menelfon mamanya.

'Pake alesan apa buat bilang ke mama?' Bingung Shani di dalam hati. Seperkian detik kemudian, 'Aha, bilang kalau aku mau kerkom aja lah'

Setelah mendapatkan ide tersebut, Shani langsung menghubungi mamanya. Jangan salahkan Shani jika ia berbohong pada mamanya. Perlakuan orang tuanya yang selalu mengekang dan membatasi Shani untuk melakukan apapun sudah membuat Shani jengah.

Orang tua yang bersikap terlalu keras terhadap anak tanpa mereka sadari anaknya akan terbentuk menjadi anak yang bisa melakukan cara apapun supaya ia dapat mencapai keinginannya. Salah satunya adalah dengan berbohong.

Seusai percakapannya di telfon, akhirnya Shani bisa bernafas lega sebab mama Yona mengizinkan dan tidak menaruh curiga apapun.

"Gimana?" Tanya Christy saat Shani kembali menghampirinya.

Shani tersenyum lebar hingga menimbulkan lesung pipinya. "Katanya boleehhh" Jawab Shani dengan sangat senang. "Ayo kita cari makan" Ia menarik lengan Christy.

Menggelengkan kepalanya, Christy merasa heran mengapa cicinya sangat bahagia sekali setelah meminta izin pada mamanya. Bahkan Christy berusaha menyamakan langkah Shani yang berlari.

"Ci, pelan-pelan aja nanti jatuh" Ujar Christy saat mereka menuruni tangga.

"Gamau, cici mau cepet-cepet. Nanti abis makan kita ke apartemen cici ya"

Christy menarik tangan Shani setelah mereka mengakhiri pijakan di tangga terakhir. Shani membalikkan badannya dan menatap Christy.

"Ko ke apartemen cici?" Tanya Christy.

Shani tersenyum tipis lalu maju sedikit mendekati Christy yang berdiri di hadapannya. Ia menangkup kedua pipi Christy dengan dua tangannya.

"Cici mau isi energi" Kata Shani.

"Terus hubungannya sama aku apa?" Christy masih tidak paham.

"Kamu itu energi buat cici de. Nanti cici mau bobo disana sambil dipeluk kamu gitu lhoo. Besok belum tentu cici bisa ketemu kamu karna kan weekend. Tapi kalau ada kesempatan, besok cici ajak kamu main keluar"

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang