14

2.9K 345 19
                                    

Hari Senin sudah tiba yang artinya kegiatan kembali produktif. Muthe akan memulai aktivitas belajarnya di sekolah baru yang sama dengan sekolah Shani hari ini.

Setelah sarapan pagi mereka selesai, kedua anak remaja itu lantas segera berangkat ke sekolah.

"Kita jemput Christy dulu ya" Ucap Shani seraya menancap gas mobilnya.

"Nanti telat ci" Balas Muthe yang mencari alasan agar Shani tidak perlu menjemput Christy.

"Ngga telat, rumahnya searah ko sama jalan sekolah kita"

Hela nafas kasar di hembuskan oleh Muthe dengan wajah sedikit kesal.

'Penting banget apa pake dijemput segala. Emangnya dia siapanya ci Shani sih?' Sambat Muthe dalam hati.

Shani tidak menyadari kalau Muthe tengah kesal dengannya. Pandangan Shani tidak beralih dari jalanan di depan dan fokus menyetir.

Sesampainya di depan gang rumah Christy, ternyata gadis itu sudah berdiri disana menunggu Shani datang.

Shani membuka kaca mobilnya lalu berkata, "Dede duduk di belakang gapapa ya, ada Muthe yang ikut bareng ke sekolah"

Christy mengangguk. "Oke ci"

Setelah Christy masuk ke dalam mobil, Shani melanjutkan laju mobilnya lagi untuk segera ke sekolah.

"Udah sarapan belum dede?" Tanya Shani seraya melirik Christy dari kaca mobil depannya.

"Udah ci. Cici sama Muthe udah sarapan?"

"Udah dongg" Jawab Shani, sedangkan Muthe hanya diam saja sedari tadi.

Christy tersenyum simpul menatap Muthe dari kursinya. "Eum.. Kamu masuk kelas apa mu?" Tanya Christy.

Tidak ada jawaban apapun dari mulut Muthe atas pertanyaan Christy. Hal itu membuat Shani menyenggol lengan Muthe pelan. "Hei, ditanya tuh sama Christy, dijawab donggg"

"Aku belum tau" Ujar Muthe dengan nada datar.

Christy pun paham dan menganggukkan kepalanya beberapa kali. 'Muthe keliatan ga nyaman gitu ada aku disini' Batin Christy berasumsi.

Setelahnya hanya keheningan yang menemani mereka bertiga di dalam mobil. Hingga sampai di parkiran sekolah, mereka keluar secara bersamaan dengan menggendong tas nya masing-masing.

"Cici temenin aku ke ruang kepsek kan?" Ucap Muthe.

"Nganterin Christy ke kelas dulu ya mu, bentar aja ko" Jawab Shani yang sudah menggandeng tangan Christy.

"Emangnya harus banget dianterin ya? Dia kan udah tau kelasnya dimana, beda sama aku yang belum tau isi sekolah ini ci" Kata Muthe yang semakin geram.

Akhirnya Christy mengalah agar tidak terjadi perdebatan lebih lanjut. "Yauda ci gapapa aku sendiri aja ke kelasnya. Cici temenin Muthe ya ke ruang kepsek biar Muthe tau kelasnya dimana" Christy melepas genggaman tangan Shani secara perlahan.

"Tapi–"

"Aku duluan yaa.. Gausa khawatir" Potong Christy lalu langsung pergi meninggalkan area parkiran mobil sekolahnya.

Shani pun menggandeng tangan Muthe untuk segera mendatangi ruang kepsek. "Yuk"

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang kepsek. "Aku boleh tanya ga ci?" Ucap Muthe.

"Tanya apa?"

"Christy itu siapanya cici? Kenapa cici kayak peduli banget sama dia? Cici juga keliatan deket banget"

Shani melempar senyum manisnya pada Muthe yang berjalan di sampingnya. "Dia cuma adik kelas yang cici anggap kayak adik cici sendiri mu. Soalnya dia lucu, cici seneng punya adik kayak dia"

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang