59

3.4K 512 49
                                    

Shani pulang ke rumah pukul tiga dimana siang menjelang sore hari.

Brak

Setelah menutup pintu mobilnya, Shani lantas masuk ke dalam rumah menenteng tas kerjanya. Tak lupa membuka sepatunya sejenak lalu lanjut masuk ke dalam.

"Aku pulangg" Ujar Shani agak keras.

Adrian yang kebetulan lagi turun ke bawah tersenyum menatap anak gadisnya yang pertama. "Langsung makan gih sana ci" Kata Adrian.

Shani menyalami tangan papanya dan bertanya. "Papa udah makan belum?"

"Sudah, baru aja selesai. Ini tadi papa ke atas buat bujuk dede makan tapi masih ngambek gara-gara ga di bolehin ngemall sendiri"

"Belum makan dong dia?"

"Belum ci. Coba kamu deh yang rayu, tadi sebelum papa tuh bunda juga udah bujuk dia tapi.." Adrian mengangkat bahunya.

Shani tertawa pelan. "Yauda aku ke dede dulu"

Adrian memperhatikan punggung Shani lalu menggeleng dengan tersenyum. "Hadehh bocil bocil" Gumamnya.

Shani membuka pintu kamar sang adik. Dia berjalan masuk lalu meletakkan tas kerjanya di sofa kamar tersebut.

Setelah itu, dia menghampiri Christy yang berbaring memejamkan mata. Shani memiringkan badannya menahan kepalanya dengan tumpuan sebelah bahu.

Dia mengusap, menyurai rambut Christy lalu menyelipkan rambutnya sendiri ke belakang telinga. Menunduk sedikit, Shani mencium lembut pelipis dan pipi adiknya itu.

Sebelah tangannya mengusap punggung Christy perlahan. "De.. bangun yuk sebentar, ade belum makan siang lho. Makan sama cici yuk, yuk yuk, muach" Shani memulai aksinya.

Christy menulikan telinganya dan menarik selimutnya lebih tinggi.

Shani dengan sengaja memainkan bibir Christy menggunakan jari telunjuknya dengan gerakan naik turun. "Bangun hei.. Bunda udah masak lho masa ga dimakan sama dede makanannya"

"Eemmhh" Christy mendorong tangan Shani yang bermain di bibirnya.

Dia menarik Shani untuk menjatuhkan badannya dan dia langsung mendusel ke ceruk leher Shani. Tangannya melingkar posesif di pinggang ramping cicinya.

"Cici belum bersih-bersih sayang, cici kan habis dari luar. Cici gatau lho ada bakteri yang nempel apa ngga. Lepas dulu ya peluknya, cici masih pake baju kantor lho ini" Ucap Shani lemah lembut.

"Gendong" Pinta Christy dengan suara pelan.

"Lepas dulu cicinya biar gampang nih bangunnya"

Christy melepas dekapannya dan telentang bebas di atas kasur.

Sejenak Shani mencepol rambut panjangnya lalu turun dari kasur. "Yuk, sini"

Christy langsung berdiri di atas kasur dan mengalungkan tangannya ke leher Shani.

"Lemes kan badannya belum makan" Ucap Shani yang sudah menggendong Christy dan melangkah keluar kamar.

"Kalau ngambek tuh jangan mogok makan dong de, sakit baru tau rasa kamu" Omel Shani tapi dengan cara halus.

"Biarin, kalian jahat sama aku" Dramanya.

Shani menggeleng tak habis pikir dengan helaan nafas kasarnya. "Jahat apa??? Orang cuma dilarang ga boleh keluar sendiri ko"

"Lagian kenapa dilarang?"

"Karna mana ada bayi yang kemana-mana sendirian"

"Ada"

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang