24

3.6K 424 35
                                    

Sesampainya di rumah, Christy langsung bersih-bersih. Setelah selesai, ia buru-buru memakai bajunya yang rapih dan menyampirkan tas selempangnya.

Ia keluar dari kamar menuju kamar nenek yang tepat di sebelahnya. "Nek.." Panggil Christy dengan lembut.

Nenek menoleh kepada Christy seraya tersenyum hangat. Senyum yang selalu membuat Christy merasakan ketulusan yang terpancar dari sang nenek.

"Adek ko udah rapih aja, mau kemana?" Tanya nenek sambil mengelus lengan Christy yang berdiri di hadapannya.

Sebelum menjawab, Christy menepuk pelan tangan nenek dengan menunduk menatapnya. Nenek tengah duduk di tepi kasur.

"Eum.. adek pamit cari kerja dulu ya nek, ga bakal sampe malem-malem ko. Janji"

Nenek mengerutkan kening bingung mendengar penuturan cucunya. "Cari kerja? Lho emangnya adek udah ga kerja di tempat kemarin lagi?"

Christy menggeleng. "Aku udah berhenti nek"

"Kenapa berhenti? Adek buat salah disana?"

"Ngga nek. Adek berhenti karna cici yang minta bos adek buat pecat adek"

Kerutan di dahi nenek semakin dalam. "Kenapa gitu?"

Christy menghembuskan nafas kasar. "Cici gamau kalau aku kerja nek. Dia bilang aku masih kecil dan belum boleh bekerja. Cici juga bilang kalau dia yang akan memenuhi kebutuhan aku sama nenek"

"Terus?"

"Aku ga mungkin nek nerima gitu aja. Biar bagaimanapun aku sama nenek kan bukan siapa-siapanya cici. Selain itu juga, mamanya ci Shani udah tau mengenai itu. Jadi, sekarang adek mau cari kerja di tempat baru biar ga repotin cici. Nenek doain ya semoga adek dapet kerjanya cepet"

Nenek terdiam dengan memandang sendu cucunya. 'Christy sayang, kamu itu adik kandung cici mu nak. Jika Shani ingin bertanggung jawab atas kehidupan kamu itu sama sekali tidak salah' Batin nenek lirih.

Christy mengusap bahu nenek untuk menyadarkannya dari lamunan. "Nek.. Nenek kenapa?"

Nenek mengerjapkan matanya lalu tersenyum tipis. "Ngga apa-apa ko. Adek mau jalan sekarang?"

Christy mengangguk semangat.

"Yasudah, hati-hati yaa di jalan. Nenek pasti doain adek biar lancar dan dapet kerja barunya cepet serta langsung di terima ya"

"Aamiin"

Nenek mengusap-usap rambut Christy dengan sayang. "Maafin nenek ya kalau kamu jadi susah gini. Maaf juga karna nenek ga bisa ngasih kehidupan yang layak buat kamu"

"Nekk... Udah ah, adek gamau ya nenek ngomong gitu mulu ke adek" Sebal Christy dengan ekspresi lucunya.

"Iya deh ngga lagi"

"Yauda, adek berangkat ya nek" Christy menyalami tangan nenek dan mencium punggung tangan wanita tua itu.

"Semangat adekk!!" Nenek menyemangati.

"Siap nenek.. Dadaahhh" Christy pergi tak lupa menutup pintu rumahnya.

Masih di posisi yang sama, nenek memandang keluar jendela. "Aku harus bagaimana Tuhan? Jika aku memberitahu Christy bahwa Shani adalah kaka kandungnya secara tiba-tiba, aku takut kalau itu justru membuat Christy akan membenci kakanya"

"Tapi apa mungkin Christy dengan lapang dada menerima fakta itu? Tolong bantu aku untuk memutuskan hal ini. Mereka harus bersatu dan ga boleh berpisah lagi" Monolog nenek dengan mata berkaca-kaca.

~~~

Sudah tiga jam berlalu, Christy belum juga mendapatkan pekerjaan yang mau menerimanya. Ia sudah cukup lelah berjalan sedari tadi.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang