30

2.8K 378 37
                                    

Shani tidak pulang ke rumahnya melainkan ia ke rumah adiknya, Christy. Tak dapat dipungkiri, dirinya sangat khawatir dengan Christy karna tadi adiknya pergi begitu saja entah kemana.

Shani berpikir kalau Christy akan langsung pulang, tapi justru dugaannya salah. Ketika Shani berada di depan rumah itu, ia membuka pintunya yang kebetulan tidak di kunci. Berjalan masuk ke dalam, Shani mencari Christy dengan terus memanggilnya.

"Dedee.. De.. Christy, sayang" Shani mencari di semua ruangan yang ada di rumah itu.

Hasilnya benar-benar nihil. Christy tidak ada disana membuat Shani semakin khawatir dan frustasi.

Ia menjatuhkan bokongnya ke tepi kasur milik Christy sambil menyurai rambut ke belakang.

"Kamu kemana de? Cici khawatir sama kamu" Gumam Shani dengan pandangan kosong.

Ddrrtt

Ponselnya berdering menandakan telfon masuk. Ia pun segera melihat siapa yang menelfonnya.

"Mama"

Tanpa berniat mengangkat, Shani menolak panggilan telfon tersebut lalu mematikan ponselnya.

Kepalanya mulai berdenyut pusing. Ia beralih menyandarkan punggungnya ke board kasur dan menaikkan kakinya ke atas kasur.

Meraih boneka ikan milik adiknya, ia memeluk benda itu dan memejamkan mata untuk menenangkan pikirannya.

Ia memijit pelan pangkal hidungnya berharap pusing yang ia rasakan sedikit mereda.

Sementara itu, Christy baru saja menginjakkan kakinya di teras rumah tepat jam satu pagi. Kedua matanya begitu terlihat lelah dengan kelopak mata yang membengkak. Pasti karna ia terlalu banyak mengeluarkan air mata.

Ketika terdengar suara pintu terbuka, Shani yang menyadarinya langsung ke depan. Ia menarik Christy ke pelukannya.

"Kamu dari mana dek? Kenapa baru pulang? Cici dari tadi nungguin kamu disini, cici takut terjadi apa-apa sama kamu" Ujar Shani.

Christy tidak membalas pelukan Shani, kedua tangannya dibiarkan menggantung di kedua sisi badannya.

"Badan dede hangat, dede belum makan ya? Kita makan dulu yuk, tadi cici udah masak buat dede" Ujar Shani yang kini tengah merapihkan rambut Christy dengan jari lentiknya.

"Aku capek, mau tidur. Cici pulang aja" Balas Christy dengan nada rendah.

"Cici mau disini. Ga mungkin cici biarin dede sendiri dalam keadaan seperti ini sayang"

"Aku mau sendiri"

Shani menggeleng kuat. "Kamu ga boleh sendiri"

"Cici.." Tatapan mata Christy begitu sendu. "Plis, pulang" Titah Christy yang suarnya terdengar seperti bisikan saking lelahnya.

"Gamau dede"

"Pulang ci"

"Ngga!" Tolak Shani keras. Ia kembali merengkuh Christy dalam pelukannya.

Christy memukul-mukul bahu Shani sambil berkata, "Pulang ci aku mohon pulang. Plis tinggalin aku sendiri disini. Cici pulang.. PULANG CI SHANII"

Christy menangis lagi membuat dadanya terasa semakin sesak. Sedangkan Shani memejamkan matanya tanpa mau melepaskan Christy dari pelukannya.

Perlahan ia meluruhkan tubuhnya, bertekuk lutut di depan sang adik yang memandangnya sambil menangis.

Ia mendongak menatap Christy. "Cici mohon sama kamu jangan usir cici dari sini de. Kamu boleh marah sama cici, benci sekalipun gapapa, cici terima. Mungkin dede sakit hati karna ga dicariin mama papa dan dede ga percaya kalau cici yang selalu cariin dede"

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang