40

2.4K 395 27
                                    

Kini Shani dan para guru sedang menyaksikan rekaman CCTV. Semua yang terjadi selama ini terekam jelas disana. Terutama soal kejadian yang menimpa Christy hari ini.

Gadis itu terlihat dibawa paksa oleh Anin dan Muthe masuk ke dalam gudang. Sedangkan Catherine, Adel, dan Sisca menunggu di luar.

Sayangnya mereka tidak bisa menyaksikan kejadian di dalam, karena CCTV hanya merekam keadaan di koridor. Ketiga gadis itu terlihat mengobrol tapi mereka semua tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.

Sisca akhirnya masuk ke dalam gudang. Tapi tidak begitu lama geng DG keluar dari dalam sana. Terlihat jelas kalau Anin, Sisca, dan Muthe begitu bahagia akan sesuatu.

Sesaat setelah mereka pergi, Shani dan Vienny datang. Vienny masuk ke dalam gudang kecuali Shani. Dia langsung pergi ke ruang guru dan tidak melihat keadaan Christy begitu jelas.

Shani dibuat terkejut saat melihat penampilan Christy ketika dibawa keluar oleh Vienny. Shani sampai menutup mulutnya sendiri. Begitu juga para guru yang menyaksikan hal itu. Mereka semua terdiam saking terkejutnya.

"Shani" Panggil bu Melody yang tiba-tiba datang.

Rekaman CCTV itu langsung dimatikan. Semua guru juga terdiam tanpa suara saat ini. Mereka semua menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap sang wakil kepala sekolah.

"Ikut saya" Ujar bu Melody.

Mau tidak mau Shani segera mengikuti wakil kepala sekolah itu menuju ruangannya. Entahlah apa yang akan terjadi, Shani tidak tau.

~~~

"Bu, saya mohon ibu jangan diem aja. Ibu tega apa liat murid ibu disiksa kayak gitu?" Tanya Shani saat mereka tiba di ruangan bu Melody.

Bu Melody menghela nafasnya. "Shani, saya tau niat kamu baik. Tapi seperti yang kamu tau, ini ngga mudah buat diselesaikan"

"Mau sampai kapan terus kayak gini bu?" Tanya Shani tidak habis pikir.

Kini bu Melody menatap Shani dengan tatapan lekat. "Kita harus melindungi nama baik sekolah ini. Bagaimanapun juga, jangan sampai sekolah ini di tutup cuma karna–"

"Cuma? Bu, ada murid ibu yang terus di bully hampir setiap hari. Keadaan mental dan fisik dia bisa aja terganggu, tapi ibu cuma peduli sama nama baik sekolah?!" Bentak Shani.

Bu Melody terdiam mendengar hal itu. Dia bisa saja melaporkan kasus kekerasan ini pada pihak berwajib, tapi akibatnya akan sangat besar bagi sekolah. Baik di mata semua orang tua atau menteri pendidikan, nama sekolah ini akan tercoreng.

"Oke, ibu akan adakan rapat dengan para orang tua yang bersangkutan. Kami akan selesaikan masalah ini secara kekeluargaan" Ujar bu Melody.

Shani mengusap wajahnya kasar. "Pastikan juga Anin sama yang lain dapat hukuman yang setimpal"

Bu Melody tidak langsung menjawab, dia terdiam sejenak lalu menganggukkan kepalanya. Shani mendengus sebal lalu berjalan keluar dari ruangan itu.

~~~

Shani terus mengajak adiknya berbicara di kamarnya. Malam ini terasa sangat dingin dan sunyi. Christy sedari tadi hanya diam di tepi kasur memandang lurus ke luar balkon kamar Shani.

Di sampingnya, Shani sudah menangis deras dengan berulang kali meminta maaf. Sama halnya dengan Christy yang juga menangis tanpa suara.

Dengan satu tarikan lembut, Shani memeluk Christy dari samping. "Maafin cici sayang, cici gagal jagain kamu"

Lama kelamaan Christy pun membalas pelukan tersebut dan terisak hebat di bahu Shani.

Yang Shani lakukan adalah menenangkan sang adik dengan terus mengusap punggungnya berulang kali. Ia juga mengecup lembut kepala Christy sambil memejamkan mata.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang