54

2.5K 458 61
                                    

Marsha masih terus berbicara pada Muthe panjang lebar. Muthe yang tidak kuat lagi menahan rasa sesaknya karna perasaan bersalah pun akhirnya angkat suara.

"Cukuppp!" Isak tangisnya sangat pilu. "Aku mohon cukup hiks. Aku tau aku banyak salah, aku jahat, dan sekarang aku nyesel. Aku juga gatau kalau akhirnya jadi kayak gini"

Daripada mengurus hal itu, Shani lebih memilih untuk menanyakan dimana adiknya sekarang. Dia kembali menghadap bu Gaby.

"Bu, kasih tau saya dimana Christy sekarang!" Ujar Shani dengan nada bergetar namun tegas.

Bu Gaby melirik Muthe dan Marsha bergantian sebelum menjawab. Muthe menggelengkan kepalanya sedangkan Marsha hanya diam saja.

Helaan nafas panjang bu Gaby keluarkan. "Saat proses evakuasi semalam, tim SAR belum bisa menemukan adik kamu Shani. Mereka udah mencarinya sampai ke dasar jurang tapi sama sekali ga ada tanda-tanda Christy ditemukan"

Sekujur tubuh Shani mendadak tidak berfungsi. Seolah waktu terasa berhenti untuk Shani.

"T-tapi a-adik saya pasti se-selamat kan bu?" Tanya Shani terbata-bata.

Tidak ada respon apapun dari bu Gaby. Ia hanya menatap sendu kepada gadis di hadapannya.

"Ibu? Jawab saya bu!"

Bu Gaby menarik nafasnya dalam. "Adik kamu... A-adik kamu belum bisa ditemukan Shani" Bu Gaby mengulangi perkataannya lagi sebab hanya itu yang bisa ia sampaikan.

Runtuh sudah dunia Shani sekarang. Dia bersandar ke body ambulance dengan tatapan tak percaya. Nafasnya tercekat, air mata mengalir perlahan.

Saat Shani akan beranjak pergi, Vienny mencekal tangannya. "Mau kemana?" Tanya Vienny.

"Aku mau cari adikku" Jawab Shani lalu menghempas cekalan tangan Vienny.

~~~

Shani tiba di TKP pada waktu siang menjelang sore. Disana masih ada beberapa petugas penyelamat yang melakukan pencarian terhadap korban kecelakaan study tour.

Ketika Shani ingin melangkah turun ke jurang, ada petugas yang menghadangnya. "Mba mau ngapain?"

"S-saya mau kesana pak. Adik saya jatuh kesana kata teman-temannya" Jawab Shani.

"Terlalu bahaya kalau mba turun kesana. Biarkan kami saja yang mengurus pencarian adik mbanya ya. Kami pasti akan langsung menghubungi pihak keluarga saat kami sudah menemukannya"

Shani menggeleng ribut. "Ngga! Saya mohon izinkan saya untuk turut andil dalam pencarian adik saya pak, saya mohon"

Petugas itu melirik temannya dan saling menatap sejenak. Lalu temannya menganggukkan kepala tanda ia setuju.

"Huftt.. Baiklah, mba boleh ikut bersama kami dalam pencarian korban. Tapi mba harus hati-hati karna medan jurang ini cukup curam"

Shani mengangguk patuh. "Iya pak, saya pasti bisa jaga diri sendiri. Terimakasih banyak pak" Ujar Shani menatap kedua petugas itu bergantian.

Setelahnya, mereka mulai turun ke bawah jurang dengan langkah hati-hati. Shani senantiasa merapalkan doanya di dalam hati agar tuhan masih melindungi adiknya hingga detik ini.

Skip

Sudah hampir tiga jam lamanya mereka mencari, menyusuri jurang tersebut, hasilnya benar-benar nihil. Tidak ada yang menemukan tanda-tanda keberadaan Christy.

Hari semakin gelap dan cuaca juga sedang buruk. Suara petir mulai bersahut-sahutan.

"Kita lanjutkan pencariannya besok. Sekarang kita pulang terlebih dahulu" Komando dari ketua itu dipatuhi oleh petugas yang lain.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang