"Jadi gimana sayang?" Tanya seorang pria yang sudah sepuh namun tetap gagah.
Cucunya menunduk memejamkan mata meyakinkan dirinya. Mengangkat kepalanya, dia menatap pria tersebut lekat-lekat. "Aku memilih untuk melanjutkan perusahaan opa yang di Jakarta"
Semua orang yang ada di ruangan itu mengembangkan senyumnya.
"Baiklah, kalau begitu opa akan siapkan keberangkatan kamu dan opa juga sudah menyediakan rumah baru untuk kamu, Shani" Ucap opa.
"Iya opa, terimakasih"
~~~
Tepat empat tahun yang lalu, Shani sudah menyelesaikan study nya di Korea. Setelahnya, Shani diberikan pilihan oleh sang opa untuk memegang salah satu perusahaannya.
Keputusan Shani yaitu memilih untuk memegang perusahaan yang ada di Jakarta. Shani yakin dia tidak salah pilih. Lagi pula dia juga sudah siap untuk kembali kesana setelah apa yang terjadi.
Sekarang sudah lima bulan lamanya Shani berada di Jakarta. Selama itu pula dia sudah menjalani perusahaan opanya.
Kepribadian Shani sudah kembali lagi sebelum dia kehilangan Christy. Bukan berarti Shani sudah ikhlas atas kehilangan adiknya itu. Namun, dia berubah seperti dulu lagi karna dia tidak ingin terjebak di dalam kesedihannya.
Bagaimapun juga hidupnya terus berjalan. Shani tidak boleh menyerah begitu saja karna ia yakin ada kalanya kebahagiaan dia kembali datang.
"Pagi bu" Sapa karyawan Shani saat bosnya itu memasuki kantor.
"Pagii" Balas Shani disertai senyuman semanis coklat.
"Pagi bu Shani"
"Iya, pagiii"
"Pagi ibu"
"Pagi Michelle"
Dia pun masuk ke dalam lift dan menutup pintunya. Sesampainya di dalam ruangan pribadi, Shani langsung duduk di kursi kebesarannya.
"Tolong buatkan saya kop—"
"Eittss.. ngapain lu? Pesen kopi, hm? Oh tidak bisa haha" Ucap seorang wanita yang seumuran dengan Shani seraya mengambil telfon genggam yang Shani pegang.
Shani memutar bola matanya malas. "Kenapa sih? Lagian kan biasanya juga aku minum kopi pagi-pagi ko"
"Ya itu setelah lu udah sarapan nasi. Nih makan, abisin tuh jus buahnya juga" Ujar lawan bicaranya sembari menyodorkan paper bag yang berisi sarapan untuk Shani.
"Siap ibu Feniii" Shani mengambilnya dan memberikan senyum terpaksa.
"Nah, gitu dong"
Feni Maheswari, sekretaris pribadi Shani di kantor. Dia juga menjadi orang kepercayaan opa nya untuk menjaga Shani.
Feni duduk di sofa ruangan Shani sambil membuka laptopnya. "Ehem.. Kemarin gimana Shan? Disetujui ga?"
Shani menghela nafas lalu memasukkan nasinya ke mulut. Dia menggeleng menatap Feni.
"Ko gitu sih?"
"Gatau deh Fen. Mereka bilang kasusnya udah terlalu lama dan ga ada jejak apapun yang bisa memudahkan mereka buat cari adik aku. Jadi.. mereka gamau mengambil tugas itu"
Feni menyandarkan punggungnya sambil memeluk bantal sofa. "Huuftt.. Terus gimana sekarang?"
Shani mengangkat bahunya acuh. "Aku cuma berdoa aja Fen. Kalau memang adik ku masih ada, aku berharap suatu saat nanti aku bisa ketemu dia dimanapun itu"
Feni tersenyum menatap Shani yang fokus pada layar monitornya sambil sesekali menyuapkan nasi. "Semoga secepatnya ya" Ucap Feni.
Perlahan Shani menengok lalu tersenyum pada temannya itu. "Aamiin"
KAMU SEDANG MEMBACA
THOSE EYES [END]
FanfictionAllura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja sekolah internasional yang memiliki murid dari berbagai negara. Ia bisa sekolah disana karna mendapa...