28

3K 407 51
                                    

Flashback

Sore hari sepulang Shani sekolah, ia tanpa berlama-lama lagi langsung bersih-bersih untuk berangkat ke Serenity Cafe. Setelah penampilannya sudah oke, Shani pun turun ke lantai bawah dan menjumpai mamanya.

Btw, sejak perdebatan antara Shani dan Muthe kemarin, Muthe sama sekali belum memulai interaksinya dengan Shani. Sementara itu, Shani tidak terlalu peduli akan hal tersebut.

Lagu pula itu terjadi juga sebab Muthe sendiri yang terlalu banyak sekali kemauan.

Shani menghampiri mamanya yang ternyata sedang memotong buah apel di meja pantry.

"Ma" Panggil Shani.

"Apa?" Sahut Yona tanpa mengangkat wajahnya.

"Aku mau ke kafe temen aku"

"Ngapain?"

"Kerja"

Seketika Yona berhenti mengupas kulit buah apel di tangannya dan menatap Shani intens. "Buat apa kamu kerja? Jangan kayak orang susah deh ci"

"Lho apa salahnya aku kerja? Meskipun kita bukan orang susah tapi aku pengen belajar buat jadi mandiri, merasakan dunia kerja yang sebenarnya, dan itung-itung bisa jadi pengalaman buat aku"

"Inget ma, hidup ini kayak roda yang berputar. Ga selamanya kita bakal berada di atas angin terus menerus. Pasti nantinya bisa aja kita yang berada di bawah tanah"

"Jangan bilang kamu ngelakuin itu karna si Christy"

"Kalo iya kenapa?"

"Kamu bener-bener ya Shani! Mama harus bilang pake bahasa apalagi supaya kamu ngerti, jauhin anak itu, jangan bergaul lagi sama dia Alana Shani!"

Shani menghembuskan nafas lelah. "Sekarang gini deh, kalau mama masih ngelarang aku ini itu, fine. Tapi jangan salahin aku kalau aku ga pulang lagi ke rumah ini"

"Apa maksud kamu ci?"

Shani melipat kedua tangannya dengan santai. "Aku pernah bilang kan ke mama papa kalau aku udah dewasa. Aku capek di kekang mulu, aku pengen ngelakuin hal yang aku suka, dan aku juga kecewa sama mama papa bahkan Muthe yang sama sekali ga ada yang bisa ngertiin aku"

"Dulu mungkin aku ga berani mengambil langkah untuk pergi dari rumah karna muak sama aturan mama papa yang nyiksa aku. Tapi sekarang aku udah ga takut buat mengambil langkah itu"

"Jadi, kalau mama sama papa memang masih terus ingin ngekang Shani, maaf Shani harus ngelawan kalian. Shani akan angkat kaki dari sini dan terserah mama sama papa gamau anggap Shani anak kalian lagi gapapa ko" Ujar Shani dengan penuh keyakinan di dirinya.

Yona pun bangun dari posisinya dan berjalan mendekat ke arah Shani. "Waww, hebat banget kamu ya sekarang. Yakin udah bisa hidup di kaki kamu sendiri, hm?"

"Berani kamu angkat kaki dari rumah ini, mama ga akan ngebiarin kamu gunain fasilitas yang mama dan papa kasih lagi" Ancam Yona yang malah disambut senyuman manis oleh Shani.

Gadis itu manggut-manggut saja. Ia mengeluarkan dompetnya dari saku jaket, ponselnya, dan juga kunci mobilnya yang sedang ia pegang.

Tanpa keberatan, Shani menyodorkan semua itu ke depan mamanya. "Silahkan ambil" Ujar Shani dengan senyum yang masih terukir jelas.

Yona hanya melirik benda itu tanpa berniat mengambilnya.

Shani tersenyum miring. "Ambil aja ma gapapa ko gausa ngerasa ga enak gitu. Tadi mama yang bilang sendiri kan kalau mau ambil fasilitas yang Shani pakai. Yauda nih sok ambil"

"Mama ga lupa kan kalau aku punya uang tabungan sendiri yang selalu dikasih sama oma sama opa setiap bulan? Ah iya satu lagi, oma juga udah ngasih sebagian asset nya ke aku. Eum.. ada restoran, hotel, dan brand fashionnya"

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang