Keesokan harinya
Nenek mengecek Christy di kamar takut-takut anak itu malah bersiap untuk sekolah. Nenek masih ingat akan larangan Shani untuk tidak mengizinkan Christy masuk sekolah dulu hari ini.
Ketika nenek masuk ke dalam kamar Christy, benar saja anak itu hendak membuka lemari bajunya.
"Adek.. Mau ngapain hayo" Ujar nenek dengan mengangkat jari telunjuknya.
"Mau mandi nek, ini mau ambil seragam dulu" Jawab Christy.
"Kemarin kata cici Shani adek gaboleh sekolah dulu. Adek baru mendingan jadi tetep dirumah aja, nanti cici yang izinin ke gurunya adek"
Sebenarnya Christy sudah tau mengenai itu sebab Shani juga berpesan hal yang sama padanya. Namun, ia rasa kondisinya sudah baik-baik saja.
"Tapi adek udah gapapa ko nek"
"Shuttt adek istirahat sehari lagi aja, emangnya adek mau nanti cici marah sama adek karna ga nurut?"
Christy menggeleng cepat.
"Nah gamau kan. Yauda adek mandi aja tapi gausa berangkat sekolah. Nenek siapin air hangat dulu ya"
"Iya nek"
Akhirnya Christy mengambil baju santainya di dalam lemari dan duduk di tepi kasur sambil menunggu air hangatnya siap.
Jujur saja Christy masih kepikiran dengan cicinya itu sebab dari semalam perasaannya begitu khawatir kepada Shani.
'Semoga cici baik-baik aja deh' Batin Christy.
Beralih kepada Shani yang kini tengah melangkah keluar rumah untuk segera berangkat sekolah.
"Shani" Panggil Yona di belakang punggung Shani.
"Apa?" Tanya Shani seraya membalikkan badannya dan berhadapan dengan Yona.
"Inget apa kata mama sama papa, kalau hari ini kamu pulang telat seperti kemarin, mama sama papa ga akan ngizinin kamu buat bawa mobil sendiri lagi ke sekolah. Ngerti?"
Shani mengangguk dengan raut tanpa ekspresi. "Aku berangkat" Pamit Shani yang langsung melangkah keluar rumah.
Di dalam mobil, Shani duduk bersandar sambil memejamkan matanya sejenak. Ia berkali-kali menarik nafas dalam dan menghembuskannya untuk menenangkan diri.
"Selalu aja begini. Mama sama papa tu ga pernah ngerti apa yang aku mau. Hidup aku selalu disetir sama mereka, harus ini lah, itulah, harus gini, harus gitu, kapan aku bisa bebas? Kenapa aku gabisa menikmati masa-masa remaja aku seperti anak yang lain?" Ujar Shani mengeluarkan unek-uneknya yang selalu ia pendam sendiri.
Setelah cukup tenang, ia mulai menancap gas meninggalkan pekarangan rumahnya menuju sekolah.
Skip
Sepertinya hari ini bukan hari baik bagi seorang Shani. Sedari awal pelajaran dimulai, tidak ada raut semangat di wajahnya. Diajak bicara pun hanya menjawab seadanya saja.
"Lo sakit?" Tanya Vienny yang dari tadi melirik Shani di sebelahnya.
Shani menoleh dan menggeleng pelan. Setelah itu, ia kembali fokus menulis materi dari papan tulis di depannya.
Vienny juga tidak lagi menanyakan Shani dan lanjut fokus mengikuti pelajaran yang berlangsung.
Hingga jam istirahat tiba, teman-teman Shani menghampirinya ke meja tempat Shani berada.
"Kantin yuk Shan" Ajak Anin yang berdiri di depan meja Shani.
"Kalian aja. Aku ga kepengen" Balas Shani yang langsung pergi entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
THOSE EYES [END]
FanfictionAllura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja sekolah internasional yang memiliki murid dari berbagai negara. Ia bisa sekolah disana karna mendapa...