Rapat dibubarkan oleh bu Melody karna semua yang ingin dia sampaikan sudah tuntas. Untuk Anin, kakek dari Vienny alias kepala sekolah dari sekolah tersebut sudah memberi keputusannya.
Lewat platform meeting yang tersambung, kakek Marven memutuskan bahwa Anin di drop out atau dikeluarkan dari sekolah. Hal tersebut tentu mengundang keterkejutan beberapa siswa.
Tapi mereka juga tidak bisa menyangkal kalau perbuatan Anin sangat tidak bisa di toleransi. Apalagi dia masih seorang siswi di sekolah.
Kini, Shani termenung di taman belakang sendirian.
"Itu cici ka. Dari tadi cici diem terus" Ujar Christy menunjuk cicinya.
Christy berdiri di dekat dinding bersama Vienny. Memang betul, sedari rapat selesai, Shani langsung pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.
Christy mengikutinya, tapi dia hanya memantau dari jauh. Dia merasa kalau cicinya itu sedang butuh waktu sendiri.
"Aku samperin cici kamu dulu ya" Ujar Vienny.
Christy pun mengangguk. Dari tempatnya, gadis itu memperhatikan Vienny yang mendekati Shani.
"Hai" Sapa Vienny seraya duduk di samping Shani.
Shani bergeming tak membalas sapaannya. Ia malah memalingkan wajahnya ke arah lain.
Vienny mengerutkan keningnya. "Eh lo kenapa?" Bingung Vienny. "Shan" Vienny sedikit menarik bahu Shani.
"Ck, apasih"
"Lo kenapa deh?" Tanya Vienny lagi. Ia mendekatkan wajahnya. "Lo marah sama gue?"
"Menurut kamu?" Kata Shani tanpa menatap gadis itu.
"Salah gue apa sampe lo marah kayak gini?"
Shani menyerongkan badannya menghadap Vienny. "Kenapa kamu harus kasih tau video itu sekarang, Vin? Kamu bahkan ga bilang aku dulu"
Vienny tersenyum simpul dan menyandarkan punggungnya ke kursi. "Lebih cepat lebih baik Shan. Lagian emangnya lo mau Christy masih jadi bahan bualan mereka kalau diantara kita ga ada yang ngebongkar ini secepatnya? Nggak kan"
Shani terdiam. Apa yang dikatakan Vienny memang benar, tapi sekarang perasaannya jadi campur aduk.
Dia senang karna adiknya sudah mendapatkan keadilan. Tapi dia juga merasa sedih atas semua ini.
"Shan, stop merasa bersalah sama mereka. Ga guna juga lo kasian sama mereka. Yang harusnya lo pentingin itu adik lo. Udah deh, yang gue atau lo lakuin itu bener, sama sekali ga salah"
Shani menatap Vienny untuk beberapa saat. "Muthe juga adik aku Vin"
"Setidaknya Christy lebih prioritas. Dia kan adik kandung lo"
Shani menghembuskan nafas kasar. Ia mengusap wajahnya dengan mendongak menatap langit.
"Udah ah gausa dipikirin lagi. Yang jelas sekarang sekolah ini udah aman, tentram, damai, dan pastinya ga ada bullying lagi. Semua orang berhak sekolah disini dengan nyaman. Tos dulu dong buat keberhasilan kita"
Shani menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman. Lalu ia ber tos ria dengan Vienny sambil tertawa pelan.
~~~
"Dede mau beli apa?" Tanya Shani saat mereka memasuki kantin.
"Em... mau bakmi aja" Jawab Christy.
"Okei, yuk beli"
Kini tidak ada yang berani lagi bertindak jahat dengan Christy baik di kantin, di koridor, dan semua area sekolah. Mereka sepertinya sangat patuh untuk menjalani peraturan baru sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THOSE EYES [END]
ФанфикAllura Christy Gadis remaja polos nan lugu yang kerap kali mendapat bullyan dari semua siswa siswi di sekolahnya. Bagaimana tidak, sekolahnya saja sekolah internasional yang memiliki murid dari berbagai negara. Ia bisa sekolah disana karna mendapa...