41

3.6K 451 33
                                    

Shani baru saja keluar dari sebuah cafe setelah dia membeli kopi. Shani menghela napasnya sambil menatap langit malam yang gelap gulita.

Tadinya, ia sudah mengajak Christy untuk ikut. Namun adiknya itu menolak. Akhirnya ia pergi seorang diri.

Bukan tanpa alasan ia meninggalkan Christy di rumah. Saat ini, banyak sekali hal yang mengganggu pikirannya. Dia juga benar-benar kecewa dengan sikap bu Melody yang tidak tegas.

Bagaimana tidak, hasil pertemuan antara para orang tua murid kemarin malah berujung damai. Mereka tidak akan memperpanjang lagi masalah ini.

Bahkan geng Dangerous Girls tidak mendapat hukuman apapun. Mereka dibiarkan begitu saja seakan tidak terjadi apa-apa. Shani tentu saja dibuat geram akan hal itu.

Dia yakin hal itu akan sangat menguntungkan buat mereka. Untuk kesekian kalinya mereka berhasil lolos. Tapi Shani tidak akan diam saja, dia akan membuat mereka benar-benar kapok.

Bukan hanya itu, Shani juga menemukan fakta baru soal anggota geng DG. Sebuah fakta yang Shani yakin akan membuat gempar satu sekolah.

"Kalau aku langsung bongkar rahasia Anin pasti ngga akan ada yang percaya" Gumam Shani. "Aku harus cari bukti dulu"

Obrolan dua orang yang sempat Shani dengar kemarin disekolah adalah obrolan Anin dan ibunya. Shani yakin kalau sampai semua orang tau rahasia Anin, gadis itu akan benar-benar hancur. Tapi sayangnya, Shani belum punya bukti apa-apa.

Shani meneguk kopi ditangannya, tanpa di duga matanya menangkap sosok yang dia pikirkan saat ini. Dia melihat Anin sedang berjalan di sebrang Shani.

Pakaian gadis itu cukup terbuka dan dandanannya pun terlihat sangat cantik. Penasaran kemana dia akan pergi, Shani memilih untuk mengikutinya.

Shani terus membuntuti gadis itu dari belakang. Dia berusaha menjaga jarak agar tidak ketahuan. Setelah beberapa menit Shani mengikuti Anin, dia dibuat terkejut saat gadis itu masuk ke sebuah klub malam.

~~~

Di sisi lain, Christy yang ditinggal sendirian dirumah mulai merasa was-was sebab ia dipanggil oleh Yona ke bawah.

"Beresin meja makan dan cuci piring -piringnya. Sekalian tuh buang sampah di dapur. Taro aja di belakang rumah" Titah Yona.

"Iyaa" Ucap Christy pelan. Saat akan melangkah pergi, Yona kembali bersuara.

"Bikinin saya es teh"

Christy mengangguk lalu lanjut berjalan ke arah dapur.

"Maa.. aku pengen es coklat" Ujar Muthe yang baru datang turun ke bawah.

"Suruh aja tuh si Christy, dia lagi di dapur" Sahut Yona yang tengah selonjoran di sofa.

Lantas Muthe pun menghampiri Christy ke dapur. "Heh Christy"

Yang dipanggil melirik sekilas. "Mau apa?" Tanya Christy yang seakan sudah tau maksud Muthe.

Ia tengah mengelap meja makan dengan kain basah setelah mencuci peralatan makan yang kotor.

"Bikinin es coklat, awas aja ga enak" Katanya lalu pergi meninggalkan Christy.

Setelah membuang sampah ke belakang rumah, Christy langsung membuat es teh permintaan Yona dan es coklat permintaan Muthe.

"Ini ga ada minuman sachet coklatnya? Semua bubuknya ada di wadah, aku harus pake yang mana dong?" Gumam Christy kebingungan.

"Emm.. yang ini kali ya, udah lah semoga aja bener. Kalau aku tanya dulu nanti Muthe marah-marah"

Setelah kedua minuman itu jadi, ia segera membawanya ke ruang tengah dimana Yona dan Muthe berada.

Christy meletakkan kedua gelas itu ke atas meja. "Ini es teh sama es coklatnya" Kata Christy.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang