15

2.8K 360 25
                                    

Sekarang ini Shani sudah mematikan mesin mobilnya di depan gang rumah Christy. Tadinya Christy ingin menolak ajakan Shani untuk diantar pulang.

Bukan tanpa alasan, hanya saja Christy peka terhadap perasaan Muthe yang terlihat tidak suka padanya. Namun, ia akhirnya luluh karna rayuan maut Shani dan membuatnya tidak tega menolak ajakan cicinya itu.

"Muthe, kamu mau tunggu disini atau ikut cici?" Tanya Shani sambil melepas seatbletnya.

"Mau kemana?" Tanya balik Muthe.

"Mau anterin Christy sampe depan rumah"

Muthe melirik sekilas Christy dari kaca mobil di depannya. "Aku tunggu disini aja" Ujar Muthe lalu sibuk memainkan ponsel miliknya.

"Yauda" Shani pun menoleh ke belakang. "Ayo de" Ujar Shani.

"Iya ci. Muthe aku duluan yaa" Ucap Christy sebelum keluar dari mobil.

Ia tersenyum samar karna Muthe mengabaikan ucapannya.

"Cici ga harus anter aku sampe depan rumah gapapa tau ci" Ujar Christy saat sedang berjalan berdua dengan Shani menuju rumah.

Mereka berjalan bersebelahan dengan Shani yang merangkul Christy.

"Biasanya kan udah kayak gini de. Ko tiba-tiba kamu jadi ga enak gini sama cici" Balas Shani seraya mengusap pipi adiknya.

"Aku ga enak sama Muthe, ci" Lirih Christy mendongak sedikit menatap Shani.

"Kamu ga nyaman ya?"

"Engga gitu.. Aku cuma ngerasa aja kalau Muthe risih sama aku yang deket-deket cici terus"

"Gausa dipikirin yang kayak gitu. Nanti cici yang kasih pengertian buat Muthe ya" Shani pun memeluk Christy saat sudah di depan pintu rumah adiknya tersebut.

"Langsung bersih-bersih yaa, habis itu makan, ada pr ga hm?" Tanya Shani sambil menyurai rambut Christy.

"Ada" Jawab Christy yang memeluk manja Shani.

"Kalau perlu bantuan telfon cici, okei?"

"Iyaa, pasti"

Shani mengecup pucuk kepala Christy lalu menangkup kedua pipi adiknya itu dan lanjut mencium seluruh wajah Christy dengan lembut.

"Dah, masuk gih. Salam buat nenek ya"

Christy mengangguk. "Makasih banyak cici. Hati-hati yaa di jalan"

"Okie dokie dede krispyy" Ia baru teringat di tangannya ada sebuah boneka ikan yang harus ia kasih ke Christy.

"Eh hampir aja nih lupa. Ini boneka ikannya buat dede"

"Lucu bangettt.. Maaci cici caniiii" Christy memeluk boneka itu dengan wajah sumringah.

"Cici iri sama bonekanya deh" Celetuk Shani.

"Ngapain iri?"

"Soalnya dede peluk boneka ikannya seneng banget. Terus dia bisa temenin dede bobo setiap malem. Cici pengen tukeran posisi aja sama dia bisa ga sih"

Christy tertawa renyah. "Ciii.. Jangan ngadi-ngadi deh. Sini sini aku peyuk cici nya juga" Bujuk Christy agar cicinya tidak iri lagi.

"Jangan cemberut gitu ah. Nanti kalau mau peluk kan tinggal ketemu aja sama aku, terus kalau mau temenin bobo juga bisa vc kayak semalem" Kata Christy lalu mencium sekilas bibir Shani.

"Tapi cici ga suka dede angkat telfonnya lamaaa"

"Iyaa deh nanti nanti ga lama lagi angkat telfonnya"

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang