46

2.4K 383 34
                                    

Hari Minggu ini Shani memutuskan untuk bertemu Vienny. Saat ini dia sedang menunggu gadis itu di sebuah kafe. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Vienny datang dan segera duduk di hadapan Shani.

"Jadi kita mulai dari mana?" Tanya Vienny to the point.

"Nggak mau makan dulu atau pesen minum? Kamu kan baru datang" Tanya Shani.

"Nggak ada waktu lagi" Jawab Vienny.

Shani menghela napas lalu menganggukkan kepalanya. Sedangkan Vienny menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

"Ada tiga tempat yang harus kita datengin hari ini. Klub, rumah sakit, sama alamat ini" Ujar Shani sambil menunjukkan secarik kertas yang dia bawa.

Vienny mengambil kertas itu lalu membacanya. "Ini kan alamat rumah Anin?"

"Iya, kita harus cek kesana" Jawab Shani.

Ya, hari ini mereka akan mencari bukti soal rahasia Anin. Shani yakin dengan mengetahui semua rahasia gadis itu, Anin pasti tidak akan berani membully lagi.

Bukan untuk mempermalukannya tapi untuk membuat Anin jera. Karena jika memakai kekerasan, Shani yakin hal itu tidak akan ada habisnya.

Vienny menghela napas. "Kenapa kita nggak ke rumah sakit atau klub dulu? Gue rasa nggak ada apa-apa di rumah dia" Tanya Vienny.

"Ada hal yang harus aku pastiin disana" Jawab Shani.

~~~

Kini Shani dan Vienny sudah berada di sebuah perumahan mewah. Rata-rata rumah di sana cukup besar dengan setiap bangunan yang ada disana.

Meskipun rumah disana besar-besar tapi suasana di perumahan itu benar-benar sunyi. Bahkan Shani hampir tidak menemukan satu orang pun disana.

"Kamu pernah ke rumah Anin?" Tanya Shani saat mereka masih mencari rumah gadis itu.

"Pernah, dua atau tiga kali" Jawab Vienny.

"Kapan?"

"Waktu sebulan setelah gue pindah"

Shani menatap cewek itu dengan kening berkerut. "Udah lama dong, kalau sekarang pernah nggak?"

"Nggak, sejak enam bulan lalu gue sama yang lain nggak pernah ke rumah dia lagi" Jawab Vienny.

"Kalian pernah nggak ngajak main ke rumah dia?" Tanya Shani.

Vienny tampak berpikir sejenak. "Kalau ngga salah sih pernah"

"Terus jawaban Anin apa?"

"Dia bilang nggak bisa karna banyak keluarganya yang dateng. Terus dia juga pernah bilang kalau tetangga barunya itu nggak suka keributan, soalnya kalau gue sama yang lain dateng pasti bikin ribut mulu" Jawab Vienny.

Shani terdiam sejenak mendengar hal itu. Sejak awal Shani sudah menduga hal ini, tapi dia masih ragu. Saat mendengar penjelasan Vienny, Shani malah semakin yakin.

"Lo kenapa?" Tanya Vienny.

"Ayo jalannya cepetan" Ajak Shani sambil menarik tangan Vienny.

~~~

Shani menatap rumah yang ada di depannya. Rumah yang begitu besar dengan halaman yang tertata dengan rapi. Tapi rumah itu terlihat sangat sepi.

"Kalau nggak salah sih ini rumahnya" Ujar Vienny.

"Iya ini bener kok, alamatnya sama" Ujar Shani. "Tapi kenapa sepi banget?"

Vienny juga tidak tau hal itu. Kini keduanya sama-sama bingung harus melakukan apa. Ditambah tidak ada orang yang bisa mereka tanyakan sesuatu.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang