35

3K 435 40
                                    

Selesai dengan ritual mandinya, Shanchris duduk bersebelahan di tepi kasur. Shani dengan lihai mengurut lengan kiri Christy yang katanya sakit. Tentu sakit, anak itu tidur dengan menindih tangan kirinya cukup lama.

"Masih sakit ga?" Tanya Shani sambil membalurkan minyak telon lagi ke lengan Christy.

"Udah ga terlalu sakit ci" Jawab Christy yang memperhatikan gerakan tangan Shani.

Akhirnya Shani pun menghentikan aktivitasnya tersebut dan mengembalikan botol minyak telon Christy ke meja rias. Dengan santai ia naik ke atas kasur dan bersandar di board kasur tersebut.

Christy mengerutkan kening heran lalu menoleh ke arah Shani. "Ko duduk?"

"Emang kenapa?"

"Kan mau tes dna, ayo berangkat ih"

"Sekarang?"

"Iya la sekarang, mau kapan lagi"

"Dede kan baru mendingan sayang"

"Ya gapapa atuh. Kemarin cici maksa mulu buat tes, sekarang aku nya udah mau cicinya malah males nihh"

"Ga gitu lhooo.. Yauda yuk berangkat deh"

Shani lantas mengambil cardigan untuk Christy, sedangkan dirinya sendiri sudah memakai hoodie.

"Muach, yuk gendong" Shani mengulurkan tangannya setelah mencium pipi Christy.

"Nda mau wlee.. Aku jalan sendiri aja, babaii" Anak itu sudah ngacir duluan meninggalkan Shani yang masih di dalam kamar.

Shani menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang adik. "Mulai ya kamu de mentang-mentang udah sembuh" Kata Shani sambil menyampirkan tas selempangnya ke pundak.

Ia tak lupa mengunci pintu rumah terlebih dahulu sebelum menyusul Christy yang sudah pasti ada di samping mobilnya sekarang.

Saat menghampiri adiknya, Shani memencet tombol remote kunci mobilnya untuk membuka pintu yang terkunci. Christy pun langsung masuk ke kursi penumpang.

Disusul oleh Shani yang masuk ke kursi kemudi dan meletakkan tasnya ke jok belakang.

"Pake kaos kakinya dulu sini" Titah Shani yang sudah memegang sepasang kaos kaki bermotif panda.

"Pake sendiri aja akunya" Christy meminta kaos kaki tersebut dari tangan Shani.

"Ngga, cici aja. Cepet sini kakinya naikin ke paha cici"

"Ga sopan ih cici"

"Kan cici yang suruh, buruan ntar ga jadi berangkat ya"

Christy merubah posisinya menjadi bersandar ke pintu mobil lalu mengangkat kakinya ke atas paha Shani.

"Makanya jangan ninggalin cici tadi" Ucap Shani sambil memakaikan kaos kaki tersebut pada kaki Christy. "Dah turunin"

Christy menurunkan kakinya lagi dan duduk dengan posisi yang benar.

"Dede" Panggil Shani.

Christy menoleh dan sudah mendapati cicinya yang memegang masker untuk ia pakai.

Setelah memakaikan adiknya masker, Shani pun memasangkan seatbelt Christy. Lalu ia juga memakai seatblet nya sendiri dan mulai melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

Skip

Kini mereka sudah berada di depan ruangan yang akan mereka masuki untuk melakukan tes dna. Shani setia menggengam tangan Christy dan mengelusnya menggunakan ibu jarinya.

Christy menengok menatap Shani teduh.

Cicinya itu tersenyum memberikan ketenangan dalam diri Christy. "Gapapa, jangan takut" Kata Shani pelan.

THOSE EYES [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang