Vote gak lo?!🫵
Sumpah, ini sedunia wattpad yang rajinnya kebangetan cuma saya loh. Serius dah😭
Akan ku sudahi kerajinan ini, saya up minggu depan aja lagi. Bye🥲
"aku takut banget Zeya!" Iya. Zeya pahami itu. Terlihat sangat jelas di wajah Irish sekarang. Tangannya mungkin gemetar memegang stir mobilnya, terus mengemudi tanpa arah, sama seperti Zeya yang hilang arah.
Dia sudah selesaikan semuanya. Bukankah seharusnya dia puas? Tapi apa ini? Kenapa hatinya malah meronta tidak terima? Kenapa ia ingin berlari pada Daniel dan ingin membuat pria itu berjanji bahwa cintanya bukan sebuah kebohongan dan tidak akan pudar hingga waktu berhenti untuk selamanya.
"Aku enggak bener-bener ngerti Zeya, mas Altha bilang, walaupun pak Daniel itu galak, tapi dia baik. Baiknya itu gak berlaku ke kamu?" Daniel memang baik, nyatanya dia memang baik pada semua orang.
"Kita enggak cocok, ibunya Daniel juga enggak setuju aku jadi menantunya, jadi buat apa?" Zeya memang belum menceritakan detailnya pada Irish. Ia hanya mengatakan niatnya untuk pergi tapi tidak pada dasar masalah dan alasannya.
"Bu Meisya? Dia enggak suka sama kamu? Tapi kenapa?" Irish terkejut mendengarnya. Bu Meisya yang Zeya maksud apakah orang yang sama yang dulunya ia agung-agungkan kebaikannya?
"Enggak tau. Mungkin karena aku miskin, enggak punya pendidikan tinggi, enggak punya gelar apa-apa, anak narapidana, dan punya keluarga yang enggak kaya. Ada banyak alasan Irish, tapi aku enggak akan menetap di tempat dimana aku enggak di terima." Irish sejenak terdiam, apa-apa yang di ucapkan Zeya barusan seperti tidak masuk di akalnya.
"Tapi semua itu seharusnya bukan apa-apa kalau pak Daniel udah cinta sama kamu Zey." Zeya menggeleng, air matanya luruh ketika dirinya semakin menyadari dirinya tidak puas meskipun rencananya berhasil.
"Zeya..pak Daniel enggak cinta sama kamu?" Satu tangan Irish terulur mengusap bahu Zeya yang terguncang karena menangis.
"Enggak, tapi itu wajar." Irish ikut sedih, ia pikir melihat tingkah Daniel pada Zeya selama ini, ia betul mencintai Zeya.
"Ini masih soal Tasya itu ya? Kamu enggak mau kita labrak dia aja gitu?" Tiba-tiba saja Irish ingin sekali menarik rambut Tasya sampai rontok.
"Jangan" hening beberapa lama. Mulai sekarang pak Daniel sudah jadi orang jahat di mata Irish.
Dering ponsel Irish memecah hening, nama 'mas Altha' tertera di layarnya. Irish tanpa curiga mengangkatnya bahkan menyalakan speakernya.
Sayang, Daniel telpon saya katanya kamu bawa kabur Zeya. Itu bener?
Irish dan Zeya saling tatap, Irish membuka setengah mulutnya karena terkejut, matanya agak melotot. Karena dari mana Daniel tau kalau yang membawa Zeya adalah dirinya?
"Ak---aku bisa jelasin---kamu jangan banyak tanya deh!" Irish yang panik malah membentak Balthazar
Irish Alaia?
Dan Balthazar memang tidak suka dirinya di bentak oleh Irish untuk masalah yang bahkan tidak jelas arahnya.
Kamu mau bikin Daniel gila apa? Kamu dimana sekarang? Saya mau nyusul.
Irish tidak menjawab, ia matikan panggilan itu dengan kondisi hati yang semakin panik.
"Gimana nih?! Kita mau kemana? Kalau aku bawa kamu ke rumah, mas Altha pasti ngadu ke pak Daniel." Agaknya Zeya memang terlalu merepotkan Irish.
KAMU SEDANG MEMBACA
A MASTERPIECE OF TRAGEDY
RandomI want you. All of you. Your flaws, your mistakes, your imperfection, your happiness and sadness, everything.