57. Jangan melawanku

761 84 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Emmm! Emmm! Emmm!"

Bunyi suara yang teredam itu membuat Alvion yang masih menutup matanya terganggu, ia membuka matanya, merasakan kepalanya masih berdenyut nyeri.

"G-ua dimana?"

"Emmm! Emmm!"

Alvion menoleh ke samping, ia seketika bangkit saat melihat Deon yang berada di sebelahnya. Deon dalam kondisi terikat dengan mulut yang masih di bekap dengan kain.

"Elo kenapa, Deon? Kenapa lo di iket gini!"

"Emmm! Emm!"

"Oh iya!" Ia segera melepaskan kain yang berada di mulut Deon itu.

"Sialan lo! Gua udah dari tadi ngode suruh lepasin masih aja belum sadar-sadar! Nafas gua sesak ege!" Deon mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Sungguh ia tak nyaman jika terikat seperti ini."Tolong lepasin gua, Vion."

Alvion segera membuka ikatan tali yang mengikat tangan sahabatnya itu."Kenapa elo bisa diikat gini?"

"Nggak tahu, tiba-tiba aja gua bangun gua udah nggak bisa gerak. Udah lama banget gua coba untuk bangunin elo, tapi elo malah kagak sadar-sadar." Deon mengusap pergelangannya yang memerah karena ikatan tali, tangannya pegal karena sejak dari tadi terikat di belakang punggungnya.

"Tunggu bentar, kita dimana, Deon!" 

Kamar ini tampak ... kamar ini tampak asing di matanya, mereka berada di mana.

"Jangan tanya gua, Vion. Gua dari tadi juga nggak nemu jawaban kita ada di mana, gua kenal bener mansion elo dan rumah gua, tapi keknya kita nggak ada di sana. Ini keknya tempat asing, gua dari tadi juga enggak ngeliat ada yang masuk ke kamar ini."

"Sialan! Elo nggak inget kalo kita di bekap sama orang-orang itu!"

Alvion ingat sekarang, terakhir kali ia merasa jika ada seseorang yang membekap mulutnya hingga pandangannya menggelap.

"Vion, gua takut ... jangan-jangan kita di culik lagi sama penculik!" Deon memeluk lengan sahabatnya itu. Kenapa ia juga dibawa.

"Lepas!" Alvion menarik tangannya kembali, sebenarnya dimana mereka sekarang."Vian ... Deon, Vian mana? Vian mana Deon! Jangan bilang dia di culik juga! Elo tahu dimana adik gua!"

"Vion lepas ..." Deon mendorong Alvion menjauh, kenapa sahabatnya ini malah ingin mencekik lehernya."Mana gua tahu Vian kemana, elo lupa kalo gua bilang apa? Gua baru sadar aja udah nggak tahu kita ada di mana,"

Alvion bangkit, ia panik sekarang. Jangan sampai adiknya itu kenapa-napa. Alvian sudah banyak menderita. Ia membuka pintu yang ternyata tak tertutup itu.

"Alvian! Vian! Elo udah bangun? Vian! Elo dimana?! Vian!" Alvion berlari kesana-kemari. Ia mencari Alvian di setiap sudut.

Jelas sekali bahwa kediaman ini tampak asing baginya.

Deon juga ikut mencari Alvian. Ia juga mencari di bawah meja dan dan laci. Tetap saja Alvian tidak ada.

Baiklah Alvian tidak berada di sini!

Saat Alvion ingin membuka pintu kamar, ia merasa tubuhnya melayang begitu saja.

"Vion, kau sudah sadar,"

Ia juga merasakan satu kecupan di pipinya."Elo! Lepasin gua! Lepasin gua! Lepasin!!"  Ia berusaha memberontak, kenapa ada Ellard di sini.

"Tenang, Vion. Daddy tidak mau kau terluka. Tenang ..."

"Lepasin!"

Berhasil, Alvion berhasil lepas dari pelukan Ellard. "Jadi elo yang bawa gua ke sini! Kenapa elo bawa gua ke sini! Mana Vian! Mana adik gua! Sialan elo apain adik gua!"

"Tenang baby, kenapa kau malah seperti ini pada daddy?" Ellard tidak suka melihat Alvion yang melawannya seperti ini.

Berbeda dengan Deon yang tak mau ikut campur, ia hanya bersembunyi di sebalik dinding."Takut diapa-apain sama om Ellard."

Baiklah, mungkin telinga Alvion belum dibersihkan hingga ia mendengar kata 'Kenapa kau malah seperti ini pada daddy?'

"Daddy?! Elo bukan daddy gua! Elo udah khianatin mommy! Elo juga udah buat adik gua jadi menderita! Kalo aja elo jujur tentang bang Reon pasti bang Reon nggak akan nyakitin Alvian!"

Ternyata masalahnya ini, pantas saja anaknya yang lucu ini bisa semarah ini padanya."Bagus sekali, anakku di hasut oleh bajingan itu, jadi kau mau memberontak lagi pada daddy, Vion?"

"Bang Reon nggak ngehasut gua! Elo yang bajingan yang nyoba ngehasut kita semua agar sikap bajingan elo ini ketutup kan? Nyesel gua percaya sama elo! Elo bukan ayah yang baik!"

Ellard mencengkram rahang Alvion. Hal itu membuat sang empu meringis. "Jangan melawan daddy, baby. Daddy tidak suka ada yang membantah ucapan daddy, jangan sampai daddy membuatmu terkena hukuman."

"Lepas!"Alvion mencoba melepaskan cengkraman daddy'nya itu tapi tetap saja tangan daddy'nya tak bergerak sedikitpun. Kenapa tenaga daddy'nya ini besar sekali.

Ellard tak berdaya, ia melepaskan cengkeramannya dan memeluk anaknya itu, ia mencoba mengusap rahang Alvion tapi sang empu malah menolak."Apa itu sakit? Maaf ... daddy tidak bisa menyakitimu, Vion. Jangan melawan daddy, daddy tidak suka di karena seperti ini. Dan satu lagi, terserah kau ingin mengatakan apa, tapi yang terpenting kau tetap anakku ..."

Alvion kembali mendorong Ellard,"Gua nggak sudi! Gua nggak sudi jadi anak bajingan kayak elo! Elo bukan daddy gua!"

Ellard mengangguk, "Tidak apa-apa, jika tidak menganggap aku daddy'mu juga tidak apa-apa tapi  ..." Ia terkekeh pelan,"Jika kau melawan daddy maka kau tidak akan bisa bertemu dengan adikmu lagi,"

Alvion melebarkan matanya mendengar itu, kenapa Ellard mengatakan itu padanya. "Maksud elo apa!"

"Jangan melawan atau menolak daddy, Vion. Jika kau melakukan itu anak daddy akan memisahkan dirimu dengan Vian. Daddy akan menjamin kau tak akan pernah bertemu lagi dengan adikmu itu."






Vote →Comment →Follow

Vote →Comment →Follow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alvion & AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang