58. Vian ...

138 39 3
                                    

Di mansion utama, Alexa hanya bisa mengutuk dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di mansion utama, Alexa hanya bisa mengutuk dirinya sendiri. Sudah beberapa jam ia mencari kesana kemari, bahkan menyuruh semua bawahannya untuk mencari keberadaan Alvion dan Alvian sekarang.

Tapi mungkin hanya bisa berharap. Tak ada satupun yang bisa ia dapat selama mencari keberadaan anak-anaknya itu.

Ellard sungguh menjaga betul dan merahasiakan keberadaan anaknya.

"Bajingan! Brengsek kau Ellard! Kenapa kau membawa adikku!"
Mungkin sudah puluhan kali Axian memukul dinding batu itu, tangannya sudah memar dan berdarah. Tapi ia seakan tak puas, tak merasa sakit karena pikirannya berkelana pada adik-adiknya. "Kau membawa adikku kemana ..."

Takut, Axian takut jika mereka tak akan pernah bertemu lagi dengan adik kembarnya.

Tahu sendiri bagaimana selama ini Ellard pandai sekali menyembunyikan dan menahan Alvion agar tak bertemu dengan Xander dan Alexa.

Jika hal itu terjadi lagi maka kesempatan untuk bertemu dengan kembar mungkin hanya sangat kecil.

Hening, mereka memijit kepala mereka masing-masing.

Apa lagi yang harus mereka lakukan agar bisa bertemu lagi dengan Alvion dan Alvian.

"Dia mengincarku, pasti dia akan mencariku kembali,"

Mereka menoleh, ucapan itu datang dari Reon.

"Kau sama saja dengan dia! Dasar brengsek!" Xander mengumpat, mendengar suara Reon saja ia menjadi naik darah. Apalagi mengigat Reon lah penyebab dari semua ini.

"Sudah, Xander. Jangan menyalah'kan Reon lagi," sela Alexa. Ia tak ingin mendengar pertengkaran dari anak-anaknya."Kurasa apa yang di katakan oleh Reon benar, pasti Ellard akan kembali untuk mendatangi Reon. Kita harus menunggu hari itu tiba, jika sudah seperti itu maka kita bisa mencari titik keberadaan kembar."

"Tapi,  mom ..."

"Xander, Reon tak sepenuhnya salah di sini. Mommy tidak mau kau terus menyalah'kan Reon," ucap Alexa lagi.

Xander menghela nafas, jika sang ibu sudah mengatakan hal seperti itu ia harus melakukan apa.

Reon hanya menunduk dalam diam,"Kau benar-benar pengecut Reon! Lihatlah apa yang kau lakukan, kau membuat mereka menjadi kehilangan kembar!"
Memang Ellard lah yang salah, tapi ini tidak akan terjadi jika ia tak melakukan rencana busuk itu, rencana yang awalnya akan menjadikan ia puas tapi akhirnya berakhir seperti ini."Maafkan aku, Vian ... Vion ... semoga kalian baik-baik saja,"

* * *

Sementara itu, di kediaman Ellard saat ini. Dia tengah bersama Alvion dan Deon sekarang. Mereka tengah berada di ruang keluarga.

Ellard sudah bisa menenangkan Alvion yang marah sebelumnya, lihatlah sekarang Alvion sudah tenang dan tidak mengamuk lagi.

Alvion hanya bisa berdecak.
Umpatan, cacian dan makian yang bisa di keluarkan harus ia tahan sekarang.

Ia tak bisa berkata-kata saat Ellard memeluknya saat ini. Ingin sekali ia meninju wajah daddy'nya itu berkali-kali dan menendang tubuhnya. Tapi ia tidak bisa, jika ia melakukan itu, sudah pasti Ellard akan berkata seperti sekarang.

"Begini juga bagus, Vion. Daddy tidak akan marah jika kau tidak memberontak seperti ini." Ellard merindukan anaknya.

Rasanya menyenangkan bisa memeluk Alvion seperti ini, Alvion yang tidak memberontak seperti sungguh sangat manis. Seperti Alvian yang polos dan menggemaskan.

"Udahkan? Gua mau ketemu sama Vian!"

"Lagi?"

Lagi dan lagi Alvion harus menghela nafas, ia menatap tajam ke arah daddy'nya itu."Da-ddy, aku mau ketemu sama Vian,"

"Itu baru anak daddy,"Ellard mengusap rambut anaknya itu.

Bagus bukan jika Alvion sopan seperti ini padanya. Tidak berkata kasar dan lebih lembut seperti ini.

Deon yang melihat itu hanya bisa bergidik ngeri."Oke, gua tahu si Vian sama si Vion emang anaknya om Ellard. Tapi kenapa gua juga ikut dibawa njir!" Ia ingin menangis sekarang, bagaimana jika orang tuanya malah mencarinya saat ini dan kehilangannya. Ia saja sudah merindukan keluarganya sekarang."Om ..."

Deon yang ingin mengatakan sesuatu pada Ellard harus kenalan kembali kata-katanya karena melihat tatapan Sajam dari Ellard. Ia tidak berani berkata sekarang."Di gorok ni pasti kalo gua ngomong! Apes bener lo Deon  ... Deon ..."

Ellard tahu jika Deon ingin mengatakan jika ia akan pulang saat ini,  tapi ia tidak akan mengizinkan itu. Biar saja dia berada di sini. Jika seperti itu maka Alvion dan Alvian tidak akan cepat bosan nantinya.

"Daddy, jangan bohongin aku lagi, aku mau ketemu sama Vian!" desak Alvion lagi, ia sudah sedari tadi mengatakan jika ia ingin bertemu dengan Alvian tapi kenapa daddnoinibhahya diam saja.

"Baiklah, ikut daddy." Ellard membawa Alvion dalam gendongannya.

Risih tapi Alvion tak berdaya, ingin sekali ia memberontak tapi ... saat mendengar perkataan Ellard dan priabiti ingin membawa dirinya untuk menemui Alvian.

Alvion kembali menahan amarahnya, sekarang ia malah memeluk leher daddy'nya itu agar tak jatuh.

Ellard membawa anaknya itu ke lorong paling ujung kediaman ini, di sana kamar yang ditempatkan oleh Alvian.

Di belakang, Deon juga ikut. Ia juga penasaran apakah Alvian sudah sadar atau belum saat ini.

Pintu yang tertutup itu kini di jika oleh Ellard.

Alvion seketika tertegun, ia melebarkan matanya saat melihat Alvian yang sudah sadar dan bahkan sekarang tengah duduk di tempat tidurnya itu.

Ia merontakan diri dan segera memeluk Alvian. "Vian! Elo bangun! Elo udah bangun! Vian gua rindu sama elo ... Vian ... gua takut elo ninggalin gua, makasih udah bangun ... Vian gua bener-bener ..."

Tak tahu harus berkata apa, Alvion benar-benar senang saat ini melihat adiknya sudah bangun. Ia kira Alvian tidak akan meninggalkannya.

Alvian menatap Alvion, ia menatap Ellard dengan mata yang berkaca-kaca,"Daddy ..."

Ellard tersenyum,"Apa baby? Sini bersama daddy," Ellard membawa Alvian dalam pelukannya.

"Daddy dia siapa?" tanya Alvian yang membuat Alvion melebarkan matanya.

"Vian! Elo kenapa?"







"Vian! Elo kenapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alvion & AlvianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang