Sebagian orang percaya bahwa menjadi anak tengah berarti sering terlupakan. Bagi Erick, itu bukan sekadar mitos. Dia merasa terabaikan-ayahnya terlalu sibuk dengan kakaknya, sementara ibunya lebih fokus pada adiknya. Di tengah kesepiannya, Erick ber...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seharian ini bunda kebingungngan, karena sedari tadi banyak sekali yang menjenguk putranya dan semuanya perempuan.
****
Erikc sebenarnya sudah boleh pulang sejak sore kemarin, namun dokter masih menyarankan agar ia tetap beristirahat penuh di rumah selama tiga hari.
Jadi, Erikc tidak pergi ke sekolah dulu. Pagi ini, bunda tampak sangat sibuk. Sementara itu, Henry harus segera berangkat ke asrama karena liburan satu minggunya sudah berakhir. Sebentar lagi, ia harus bertanding melawan Vietnam, dan kali ini pertandingan diadakan di negara sendiri.
Bunda bantu packing barang-barang yang harus di bawa Henry ke asrama, setelah selesai packing bunda buat sarapan untuk anak tengahnya yang katanya ingin di buatkan bubur susum,buatan bunda.
"Dek, semuanya udah siapkan?" Tanya bunda sambil mengecek koper besar milik bungsunya.
"Udah, kayanya bun" jawab Henry.
"Maaf ya dek, bunda gak bisa anterin. Erikc masih belum pulih"
Henry tersenyum manis.
"Gak apa apa bun, Henry ngerti kok."
Tak lama kemudian Henry pun di jemput menejernya, namun sebelum berangkat Henry ingin menumui kembarannya terlebih dahulu.
Henry membuka pintu kamar Erikc yang tidak di kunci. Henry bisa melihat bocah itu sedang asik telepon entah sama siapa.
Erikc menaruh ponselnya ia melihat ke arah saudara kembarnya itu."Mau berangkat lagi Hen?" tanya Erikc pada Henry yang sudah siap dengan penampilan sporty nya.
"Iya"jawab Henry singkat.
"Yaudah, good luck ya" ucap Erikc, sedikit perhatian.
"Mau peluk."pinta Henry membuat Erikc bergidik jijik.
"Gak...!!!" Erikc menolak mentah mentah.
Henry memajukan bibirnya.
"Jangan sok imut, gue tampol lu!!"
"Yaudah gue pergi, by by.."Henry pun menutup kembali pintu kamar Erikc dengan keras buat Erikc terkejut bukan main.
"Astaga!!" Ucap Erikc sambil mengelus dadanya.
***
Henry membuka kaca mobilnya dan melambaikan tangan pada bunda. Mobil itu melaju perlahan keluar dari perkarangan rumahnya.
Bunda membalas lambaian Henry hingga mobil itu tidak lagi terlihat di pandangan matanya. Dengan hati penuh harapan, bunda berdoa semoga kali ini Henry dan timnya bisa menang di pertandingan.
Hati Henry bergemuruh hebat, banyak sekali yang ia khawatirkan. Pemuda itu menatap keluar jendela, bertanya-tanya dalam hati, "Bisakah aku membuat Indonesia menang?" Setelah kejadian di Thailand minggu kemarin, rasa percaya dirinya mulai goyah, meninggalkan keraguan yang sulit dihilangkan.