Pertemuan Pertama

7.9K 615 21
                                    


Author: Chai JiDan

Full Etrans: Anne Noh

---------------------------------------------------------

Pukul 7 pagi, Chi Cheng duduk diatas mobil polisi milknya, memulai pekerjaannya.

Hari ini adalah hari pertama Chi Cheng bekerja. Dia bekerja di Penegakan Hukum Pidana (dipanggil Chengguan). Akhirnya, dia sampai di unit kerjanya. Beberapa pimpinan secara terang-terangan mengajaknya untuk meminum secangkir teh dikantor mereka. Chi Cheng tidak perlu lagi memperkenalkan dirinya, karena mereka sudah tahu bahwa ayahnya adalah Sekretaris Jenderal di pusat kota dan pamannya adalah Kepala Kota Administrasi dan Biro Penegakan Hukum.

Shift Chi Cheng akhirnya telah selesai, dia bermaksud untuk melakukan patroli di kota. Kepala pimpinan meneltakkan tas ransel miliknya dan masuk kedalam mobilnya untuk memulai patroli bersama Chi Cheng.

Hari sudah petang, Kaca mobil bagian depannya ditutupi lapisan kabut tipis. Lampu terang sekarang mulai redup. Jalan sangat ramai pada saat itu. Cuaca dingin tidak mengganggu semangat para penjajal untuk bekerja. Teriakan dan suara dapat didengar terus menerus. Semua jenis bau yang melayang di udara, menyusup ke dalam mobil.

Wu Suowei sedang berjualan di pinggir jalan. Ada juga seorang pria tua yang menjual kentang goreng disebelah kirinya, dan penjual sepatu disebelah kananya.

"Hey!" Wu Suowei menyapa pria muda yang ada disebelah kanannya, "Berapa lama kau sudah melakukan hal ini?"

Pemuda itu mengeluarkan puntung rokoknya. Dia menjawab dengan cepat, "Lebih dari dua tahun."

"Apa kau pernah tertangkap oleh polisi yang sedang patroli sebelumnya?" tanya Wu Suowei.

"Tidak pernah." Pria itu tertawa.

Wu Suowei bertanya kembali, "Bagaimana kau melakukannya?" Wu Suowei menatap pria itu dan menunggu jawabannya untuk waktu yang lama, tapi pria itu tidak menjawab. Akhirnya, lelaki tua yang ada disampingkirinya berkata dengan pelan "Karena dia adalah polisi."

Mata Wu Suowei melotot dengan mulut yang menganga, kilatan matanya lebih terang dari lampu jalan yang menerangi jalan itu.

"Aku bekerja sebagai polisi pagi harinya, dan menjual ketika malam hari saat shiftku berakhir. Aku tidak memiliki pilihan. Aku memiliki dua anak dan tidak dapat menafkahi mereka jika hanya mengandalkan gajiku yang kecil."

We Suowei mengulum bibirnya. Sepertinya, tidak ada seorangpun yang dapat hidung dengan mudah. "Kemudian, aku akan mengikutimu, Aku juga tidak akan tertangkapkan?"

Pria itu tertawa, "Sangat benar."

Tiba-tiba, suara pria itu mengecil. Tidak jauh dari mereka, sirine polisi mulai terdengar. Ekspresi pemuda itu berubah dengan cepat. Dia mengepak barangnya dengan tergesa-gesa dan berlari kearah yang berbeda. Memperbaiki pegangan pada box miliknya dan berlari menjauh, sangat jauh.

Sementara itu, Wu Suowei masih ditempatnya. Berpikir apakah ia harus berlari juga atau tidak. Dia kemudian melihat kesamping kirinya. Pria itu masih duduk diam. Dia tidak terlihihat ingin berbenah dan meninggalkan posisinya.

"Kenapa kau tidak ikut berlari?"

Pria itu kemudian menatap kesamping kanannya dimana seorang sedang menjual sebuah semangka seharga, tingginya 180 meter dengan banyak tatto ditangannya. Sekilas ia terlihat seperti seorang pria bajingan

"Pria itu dipanggil Heizi (yang artinya lubang hitam). Kami sangat dekat. Chengguan tidak akan berani menyinggung perasaannya. Dia tidak akan memiliki masalah untuk membanting tiga orang sekaligus seorang diri!"

[Complete] Jatuh Cinta Pada Musuh Indonesian Vers Chap 1-105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang