Chapter 69: Ikat dia

6.8K 647 27
                                    

.....

Beberapa saat kemudian, celana tipis dan berat dapat terdengar dari ranjang disebelahnya.

Wu Suowei mencoba mengintip. Adegan yang disajikan di depannya membuat tubuhnya terbakar. Chi Cheng bersandar pada tempat tidur. Beberapa tetes keringat mengalir dipahatan wajah sempurnanya. Tulang alis kaku tajam dengan bangga terangkat dan mata elangnya sedang melihat sesuatu dengan penuh nafsu.

Raksasa diantara selangkangannya berdiri mengangcung, tebal, kuat dan berurat. Wu Suowei tidak tahu berapa banyak orang yang telah disiksa dan merintih karena raksasa itu, sangat besar dan memikat.

Banyak orang yan akan melempar dirinya ke Chi Cheng terus-menerus hanya untuk dibuang seperti sepasang sepatu usang, namun tetap akan ada saja orang yang melihat pria itu dengan mata besar yang dipenuhi dengan kekaguman.

"Balikkan kepalamu!" 

Kemarin, Chi Cheng memaksa Wu Suowei untuk menonton kemaluan pria itu dan membuatnya sangat malu. Sekarang dia bahkan tidak ingin di lihat.

Sebenarnya, Chi Cheng sangat takut jika dia tidak bisa mengendalikan nafsunya dan mengamuk. Dia sudah meniduri Wu Suowei berkali-kali didaam kepalanya dan dia mungkin akan memenuhi fantasinya itu jika dia tidak bisa mengendalikan nafsunya. Tuan muda Chi selalu menjadi orang yang pemberani. Dia bisa saja melakukannya, tapi kali ini pengecualian.

Dia tidak mengerti, bagaimana pria kecil bodoh ini selalu mengganggu pikirannya. Dia ingin sekali menggenjot pria itu hingga holenya berdarah, tenggorokannya serak karena menangis. Bukankah dia biasa melakukannya. Kemana kekejamannya selama ini.

Chi Cheng merasa tercekik. Tangannya bergerak ke atas penisnya, gerakan cepat mengocok penisnya dan dia hampir saja cum. 

Wu Suowei hanya menatap dinding putih didepannya, seraya bergumam seorang diri: dia benar-benar ingin ... bersama denganku? 

Dia merasa gelisah dan memutar kepalanya.

"Aku akan membantumu!"

Chi Cheng menjawab dengan sangat cepat, "Jangan naif!"

"Kau tidak perlu khawatir. Aku ingin melakukannya. Aku bisa membantu mu untuk masturbasi dan tidak akan menjadi teman seksmu." 

Chi Cheng bergumam muram. Jangan menggodaku! Jangan melihatku. Yang aku inginkan hanya mengenjotmu. Kalau kau mendekat, apa kau ingin mati?

"Jangan membicarakan seks lagi."

Secepat kilat pria mungil itu berbalik membelakangi Chi Cheng lagi, melindungi miliknya.

Itu adalah karakteristik dari seorang pria lurus. Dia selalu merasa bahwa penis adalah bagian paling penting sehingga saat merasa terancam hanya pantatnya yang menghadap orang lain. Penisnya ia lindungi.

"Duduklah dengan benar!" Chi Cheng memperingatkan. 

Wu Suowei menatap jari tengahnya, "Tidak di sekitarmu. Jangan mencoba untuk menipuku, aku baik-baik saja!"

Chi Cheng mengerang bagai harimau dan melepaskan spermanya. Xiao Chu Bao bahkan terkejut. Kenapa kau terkejut? Aku menembak banyak sprema karena kau menemaniku! Chi Cheng membawa Xiao Chu Bao padanya dan dengan lembut menyentuh kepalanya. Lalu ia melirik pantat besar pria mungil itu, meyakinkan jika anak ular satunya berperilaku dengan baik.

Tengah malam, Wu Suowei terbangun dan pergi ke toilet. Berjalan dikamar yang gelap, dia memanjat ke atas ranjang Chi Cheng.

Itu hal yang tidak disengaja, karena dia bingung hingga dia pergi ke ranjang yang salah.

Lihatlah pantat besarmu tenggelam  di tempat tidur. Kau mengantuk dan kau benar-benar berjalan  dan melempar diri ke tempat tidurku? Chi Cheng tidak melebihkan, tidak lama setelah itu, penis lemas Chi Cheng mulai tegak lagi.  Selama dia mengeraskan hatinya, dia bisa mengabaikan pria itu yang bagai candu untuknya.

Wu Suowei menggumamkan sesuatu dan tidak menunjukkan gerakan apapun. Tiba-tiba sebuah suara bisa didengar. 

"Coba lihat ini Pak!" 

Kemudian ia terus mendengkur dan mengigau dalam tidurnya.  

Tak perlu dikatakan, orang bodoh ini pasti bermimpi menjual permen yang ditiup. 

Wu Suowei tidak tahu igauan itu telah benar-benar melunakkan hati Chi Cheng. 

Malam itu, Chi Cheng benar-benar mengalami kesulitan mengendalikan hasratnya.

Menendangnya keluar dari tempat tidur? Dia tidak tega untuk melakukan itu. Memegangnya? Itu tak dapat disangkal mungkin akan terjadi. Pada akhirnya, ia meletakkan perhatiannya pada Xiao Chu Bao yang menatapnya dengan mata lebar. 

Batin Chi Cheng, Dia mengambil wilayahmu. Kau harus menyerangnya balik! Apakah kau tidak bisa menjadi kejam? Ikat dia, ikat tanpa ampun dan paksa dia di tempat tidur. Cepat lakukan!

Dan tiba-tiba saja Xiao Chu Bao merayap ke tengah dan menggelengkan ekornya. Di bawah kobaran mata Chi Cheng, Xiao Cu Bao mendekat kearah Wu Suowei, pergi kelehernya, berputar, dan berputar disana. Melilit tubuh pria mungil itu.

Chi Cheng mengertakkan giginya, Fuck, kau mengikatnya! Apa kau ingin aku  mengikatnya juga denganmu?

Chi Cheng mengira anaknya (Xiao Cu Bao) bisa membaca pikirannya dan melakukan itu untuk membalas Wu Suowei.

Faktanya, Xiao Cu Bao hanya melingkarkan dirinya dan tertidur nyenyak diatas tubuh hangat Wu Suwei.

To Be Continue

.....

[Complete] Jatuh Cinta Pada Musuh Indonesian Vers Chap 1-105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang