Chapter 60: Menangkap Burung Pipit

6.1K 650 25
                                    

...


Wu Suowei akhirnya memilih untuk bangun, mengganti pakaian dan berjalan keluar.


"Ini tanah keluargaku, kami menanam jagung sekarang, dan kami akan memakannya beberapa hari lagi." lalu dia mengambil sebuah tongkol jagung, menggunakan tangannya untuk membuka kulit jagung, jus seputih susu mengalir keluar, mengenai wajahnya dan kemudian melanjutkan, "Ini masih mentah, tapi sangat manis. Kau bisa mencobanya."


Lalu, dia membawanya kedepan mulut Chi Cheng.


Chi Cheng tidak memegangnya, dia langsung memakan yang dipegang Wu Suowei, dan ya rasanya manis. Dia menyelesaikan satu gigitan, dan mengambil satu gigitan lagi, dengan sengaja menggigit jari Wu Suowei.


"Tanganmu tidak manis." serunya seraya menjilati bibirnya.


Wu Suowei membuang tongkol jagungnya ketanah, menatap Chi Cheng tajam dan berjalan mengabaikan Chi Cheng.


Tapi, Chi Cheng dengan cepat melingkarkan lengannya disepanjang leher Wu Suowei, membalikkan wajah Wu Suowei, dan mencium pria itu.


Wu Suowei ingin sekali menghindari ciuman itu, tapi Chi Cheng menggigit telinga Wu Suowei dengan bibir tipisnya seraya berbisik, "Ibumu belum tahukan kalau kau seperti ini?"


Wu Suowei memerah dan menatap Chi Cheng tajam.


"Coba saja jika kau bisa!"


Dahi Chi Cheng menyentuh dahi Wu Suowei, "Jika kau berani menolak ciumanku, aku akan sangat berani memberitahu ibumu!"


Tangan itu meremas pantat Wu Suowei kencang, membuat pria mungil itu hanya membisu.


Chi Cheng menciumnya paksa, rasa manis tongkol jagung menemani ciuman mereka. Rasanya sangat lugu tapi itu juga terasa liar dan kuat. Tangan Chi Cheng meremas dan mendorong pantat Wu Suowei mendekat padanya. Kaki-kakinya terasa begitu lemas. Lalu saat lidah Chi Cheng menerobos masuk, memagut lidahnya Wu Suowei kehilangan kewarasannya.


Wu Suowei tidak tahu kenapa dia tidak merasa jijik dengan ciuman ini, mungkin itu karena dia sudah menonton banyak film gay.


Tangan Chi Cheng menjamah pantatnya dengan lembut. Tangan Wu Suowei berada diatas tangan Chi Cheng, mencoba menjauhkan tangan itu dari pantatnya. Tapi, dia tetap tidak bisa jadi dia mencoba untuk menerima ciuman itu.


Hal itu tentu saja mengagetkan Chi Cheng yang kemudian tersenyum disela ciuman mereka.


Lalu tiba-tiba, pantatnya terasa sangat dingin, tapi Wu Suowei tidak merespon. Chi Chenglah yang pertama menangkap pelakunya.


Xiao Cu Bao yang sejak tadi berada dibelakang Chi Cheng menyaksikan bagaimana kedua pria itu saling memangut bibir satu sama lain, tanpa peduli padanya. Jadi, dia mengambil kesempatan ketika tangan Chi Cheng berpindah dari pantat Wu Suowei. Dia mengeliat menuju punggung Wu Suowei, kemudian berpindah ke pantat pria itu, dan membuka belt dan celananya sekaligus.


"Kau sangat pintar mengambil kesempatan." tegur Chi Cheng.


Xiao Cu Bao selalu menunjukkan keposesifannya atas kepemilikan Chi Cheng, tapi kini ular itu lebih menunjukkan keposesifannya atas Wu Suowei. Hal itu yang membuat Chi Cheng tentu saja sangat kaget.


Xiao Cu Bao menundukkan kepalanya ketika Chi Cheng menggendongnya, melingkarkan badannya dan bertingkah malu-malu.


Wu Suowei memperbaiki letak celananya dengan wajah memerah. Dia berjalan menuju sebuah net dengan dua burung pipit yang tersangkut disana. Wu Suowei mengambil seekor burung pipit dan membawanya kedepan mulut Xiao Cu Bao.


Xiao Cu Bao memakannya dengan semangat.


Chi Cheng memberi makan Xiao Cu Bao dengan hewan liar belakangan ini dan tetap saya anaknya tidak berselera, mengetahui fakta bahwa Xiao Cu Bao makan dengan sangat semangat hanya karena pemberian Wu Suowei, membuatnya berpikir jika pria kecil ini jugalah yang membuatnya depresi beberapa hari belakangan ini membuatnya tiba-tiba merasa hidup kembali.


"Kau masih saja menggunakan cara kuno untuk menangkap burung pipit?" tanya Chi Cheng, "Jadi, berapa lama yang kau butuhkan untuk menangkap se-tas penuh burung pipit?"


Ah, kau sangat tahu. Kau pikir berapa lama aku harus menangkap ikan besar sepertimu?


"Ada banyak burung pipit disini, dan dari waktu ke waktu semakin banyak burung yang terbang ke net. Metode apa yang kau gunakan untuk menangkap satu? Kau juga selalu menangkap banyak ular, jadi kau pasti menggunakan metode yang jitukan?"


Tiba-tiba, seekor burung pipit terbang tanpa takut diatas kepala pria itu.


Wu Suowei menonton bagaimana Chi Cheng menangkap burung itu dengan tangan kosong, sangat cepat dan tepat, "Aku menangkapnya seperti ini." serunya pendek.


Wu Suowei bisa mendengar deru napas sesak dari burung itu, Pria itu menekan tangannya sangat kuat dileher burung itu. Semakin lama ia memperhatikan, burung itu terlihat seperti dirinya. Apakah dia bisa bebas setelah pria itu tahu semua rahasianya? Mungkin Chi Cheng akan membiarkannya hidup nanti, dia bukan seekor burungkan?



To Be Continue

...




[Complete] Jatuh Cinta Pada Musuh Indonesian Vers Chap 1-105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang