...
Jiang XiaoShuai tidak pulang ke rumah setelah pekerjaannya selesai, dia menunggu di klikik dengan penuh antisipasi hingga larut malam. Dia terus saja memikirkan Wu Suowei yang pergi dari pagi dan belum kembali saat ini. Sepertinya, rencana mereka berjalan dengan baik.
Perasaan Jiang XiaoShuai tercampur aduk saat ini. Dia sangat polos dan disiplin. Orang suci yang telah melakukan hampir semua jenis pekerjaan tapi tetap saja tidak tahu jika jalan didepannya akan berjalan lembut atau penuh dengan kekejaman.
Akhirnya, bel berbunyi.
Jiang XiaoShuai berlari cepat menuju pintu dan melihat Wu Suowei disana. Dia memegang tangan pria itu dan membawanya masuk ke dalam. Dia dapat merasakan dinginnya tangan Wu Suowei dan matanya yang penuh dengan emosi.
"Kau melakukannya?" tanya Jiang XiaoShuai cepat.
Dengan pelan Wu Suowei menganguk.
"Melakukan semuanya?" tanyanya lagi.
"Aku bahkan..." Wu Suowei memegang tangannya "tidak melepaskannya semenitpun."
Jiang XiaoShuai speechess, "Kalian berdua hanya menggunakan tangan? Tidak menggunakan bagian bawah kalian?"
Bagian bawah? bingung Wu Suowei
Jiang XiaoShuai kemudian bertanya lagi, "Berapa kali kalian cum?"
Akhirnya, Wu Suowei mengerti.
"Apa yang kau katakan? Aku berbicara tentang bergandengan tangan." Kemudian dia mendekati Jiang XiaoShuai dan mencontohkannya "Seperti ini, bergenggaman tangan! Kau mengerti?"
Jiang XiaoShuai tertegun.
"Aku sudah menunggumu sejak pagi hingga sekarang dan kalian hanya bergenggaman tangan lalu pulang?"
"Apa itu tidak cukup?" tanya Wu Suowei dengan mata bulatnya, "Aku pikir ini cukup bagus untuk pemula. Yue Yue dan aku bergandengan tangan ketika kami sudah merasa cukup serius dengan hubungan kami!"
Jiang XiaoShuai merasa punya kewajiban untuk memberitahukan pria jujur ini bagaimana melihat sebuah hubungan.
"Kau harus ingat ini, hubungan dua orang pria dan hubungan pria-wanita sangat berbeda. Tidak sejalan sama sekali. Daripada bergenggaman tangan, kau harusnya menciumnya dengan penuh gairah sampai akalmu hilang. Dan kemudian berlanjut ke tempat tidurnya."
Alis Wu Suowei menyernyit, "Lalu, apa yang harus kulakukan?"
Jiang XiaoShuai kemudian melanjutkan, "Turunkan celananya dan pegang penisnya!"
Wajah Wu Suowei berubah merah. "Aku tidak bisa melakukannya!" baru berpegangan saja sudah membuat jantungnya copot.
Jiang XiaoShuai kemudian menarik tangan Wu Suowei dan meletakkannya diatas penisnya "Tidak bisa menahannya? Kita semua pria, kau bahkan tidak bisa menahan hal seperti ini?"
Wu Suowei membeku. Kenapa dia sangat gugup bahkan jika hanya memegang tangan Chi Cheng, seolah-olah dia melakukan sesuatu yang salah. Tapi, dia bahkan tidak terganggu jika itu Joang XiaoShuai.
"Uhh..." Jiang XiaoSuhuai mendesah, "Aku tidak bisa menahannya lagi."
"...."
...
Beberapa hari kemudian, dia ingin merubah energinya dan berlatih untuk mengendalikan konsentarsinya melalui akteisme. Akteisme adalah salah satu ajaran untuk mengendalikan jiwa dan rohani melalui bertapa.
Setelah pertemuan terakhir mereka, Wu Suowei belum menghubungi Chi Cheng lagi. Dia mengunci dirinya sendiri di dalam kamar dan hanya membaca sepanjang hari. Setelah kencan pertama, dia menyimpulkan sebuah pelajaran dari pengalamannya itu. Akan sangat menakutkan jika mereka tidak memiliki sesuatu yang harus dilakukan. Pertemuan selanjutnya, dia tidak akan berbicara tentang birunya langit lagi. Wu Suowei bertekad untuk membaca pengetahuan lebih banyak lagi.
Jiang XiaoShuai telah memilihkan beberapa buku untuknya. "Cara mengatasi masalah sosialisasi" tapi dia tidak membaca semuanya. Dia lalu memilih "Cara mudah membaca pikiran seseorang"
"Kenapa kau membaca buku itu?" tanya Jian XiaoShuai
"Terakhir kali aku bertemu dengan pria jahat itu. Kami bersama selama 7 jam namun hanya berakhir dengan 10 kata saja. Kita tidak memiliki percakapan lagi. Aku baru saja mencari informasi tentangnya. Dan dia berasal dari universitas New York. Keluargaku tidak berasal dari kalangan atas sepertinya. Apapun itu, aku harus selalu mengerti apa yang dia katakan tentang pendidikannya!"
Mendengar itu, Jiang XiaoShuai tidak bisa tidak bertanya, "Sudah berapa hari kalian tidak bertemu satu sama lain?"
Wu Suowei kemudian berpikir, "Seminggu."
"Kau sabar sekali." Jiang XiaoShuai mengakui kesabaran Wu Suowei.
Wu Suowei mengambil sebuah kalender dan melingkari hari terakhir kencan mereka, "Sekarang sudah 10 hari. Selama periode ini, aku tidak akan mengambil inisiatif untuk menelponnya dulu."
"Kau yakin?" tanya Jiang XiaoShuai. Tapi, Wu Suowei sangat yakin dengan rencananya ini. Dia lebih mengkhawatirkan Jiang XiaoShuai saat ini.
"Guo Cheng Yu, dia tidak pernah datang lagi kesinikan?"
"Jangan sebut namanya!" teriak Jiang XiaoShuai, "Pria itu akan muncul ketika mulai membicarakannya!"
"Apa dokter Jiang ada disini? Kaki temanku terluka. Bisakah kau melihatnya?"
Jiang XiaoShuai, "..."
Wu Suowei menutup mulutnya seraya tersenyum. Mulutku sangat hebat. Apapun yang ku katakan jadi kenyataan!
To Be Continue
...
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] Jatuh Cinta Pada Musuh Indonesian Vers Chap 1-105
RomanceJudul: Counterattack Bahasa version Cast: Feng Jianyu as Wu Suo Wei (uke) Wang Qing as Chi Cheng (seme) Chen Qiushi as Jiang Xiaoshuai (uke) Cai Zhao as Guo Chengyu (seme) Zang Jiexi as Yue Yue Summary : Wu Suowei yang tidak ingin diputuskan pacarn...