Chapter 56: Kau Bisa Percaya

5.5K 582 24
                                    

...



Hari berikutnya, Jiang datang terlambat. Sudah ada beberapa orang yang terlihat mengantri di ruang tunggu praktiknya. Jiang merasa begitu malu dan terus saja menjelaskan pada mereka jika dia tidur sangat malam dan tidak mendengar alarmnya berbunyi.


Setelah menyelesaikan urusan dengan para pasiennya, Jiang kemudian menyadari jika dia belum melihat Wu Suowei sejak dia menginjakkan kakinya di klinik pagi ini.


Dia dibully? pikir Jiang dan mendorong pintu kamar itu.


Seorang pria sedang tertidur pulas di atas ranjang.


"Kenapa kau masih belum bangun hah?"


Jiang membeku. Biasanya Wu Suowei sudah menyelesaikan makan paginya diwaktu seperti ini dan sekarang pasti akan pergi mengecek ularnya.


Wu Suowei menjawab dengan nada malas, "Aku tidak ingin."


"Tidak ingin?" jantung Jiang berdegup kencang. Dia melangkah menuju ranjang dan duduk disamping Wu Suowei yang matanya terlihat menghitam karena kurang tidur, "Kenapa kau tidak ingin?"


Pandangan Wu Suowei tidak fokus dan menjawab kembali dengan malas, "Aku ingin mati."


Hati Jiang tiba-tiba lemas. Dia memegang tangan Wu Suowei dan menggenggamnya kencang.


"Dia melakukannya?"


Bibir Wu Suowei bergerak tapi dia tidak ingin mengatakan apapun.


Mata Jiang berubah merah, "Lalu... apa kau berdarah?"


Akhirnya Wu Suowei kembali menemukan jiwanya dan bertanya cepat, "Kau bahkan bisa berdarah hanya karena masturbasi?"


"Mastrubasi?" wajah Jiang terlihat sangat bingung dan bodoh.


Ketika kata itu diucapkan, Wu Suowei menggigit bibirnya dan menganguk.


"Dia masturbasi dihadapanku kemarin dan memaksaku untuk menyaksikannya." katanya dengan nada gemetar lalu menyembunyikan kepalanya dengan selimut dan meringkuk seperti udang kering.


Jiang menghela napas kecewa dan menarik selimut itu dengan kasar.


"Fuck, aku kira dia melakukannya. Kau hanya mendapatkan itu setelah apa yang kau lakukan selama ini? Benar-benar membuang waktu berhargaku!"


Setelah mengatakan itu, Jiang melangkah keluar seraya bersiul.


Namun, Wu Suowei masih saja tidak keluar setelah sejam berlalu. Kali ini, Jiang merasa prihatin, Idiot itu baik-baik sajakan?


Jiang kembali melangkah ke kamar itu dan melihat Wu Suowei yang masih saja menutupi kepalanya dengan selimut. Jiang menarik selimut itu dan melihat wajah yang memerah, tubuh yang panas dan berkeringat.


"Jangan seperti ini... Dawei, jangan dipikirkan. Dia masturbasi dihadapanmukan? Anggap saja seperti kau menonton video porno."


Menyadari jika Wu Suowei masih belum beranjak, Jiang kembali duduk diujung ranjang seraya menenangkan Wu Suowei, "Disiplinku! Hal ini sudah sangat biasa terjadi. Kau bisa memikirkannya dari sudut pandang yang normal. Dia melakukannya dihadapanmu, tapi itu tidak berarti dia ingin menistakanmu. Itu hanya, karena dia punya perasaan padamu."


Kata itu sudah terlambat, mungkin akan berbeda jika dia mengatakannya hal itu sebelumnya.


"Atau... kita harus berhenti?" meski Jiang merasa itu hanya akan membuang waktu, tapi dia harus mengatakannya supaya Wu Suowei bisa terbebas, "Kau sangat tidak cocok berakting sebagai seorang gay dengan mental seperti ini. Kau hanya perlu memelihara ularmu! Jual ular-ular itu dengan harga yang tinggi, dan buka sebuah toko dan mengerjakan bisnis kecil. Aku sangat yakin jika wanita kaya akan mengikutimu setelah itu."


Wu Suowei kemudian terduduk dan menggunakan tangannya untuk dapat berdiri meskipun matanya masih tidak bisa melihat dengan jelas.


"Tidak ada kata-kata seperti 'menyerah' dalam kamusku."


Jiang kemudian menyeloteh, "Kamusmu membuatku ingin menangis."


Wu Suowei berdiri dan melihat keluar jendela dengan kaki lemahnya.


"Aku akan pulang untuk beberapa hari."


"Tidak bisa. Kau demam." larang Jiang.


Wu Suowei menatap Jiang, "Ini sakit hati. Injeksi dan obat tidak akan mempan. Ini hanya bisa disembuhkan dengan ketenangan."


"Baiklah, tapi kau harus membawa beberapa obat, oke?"


"Tidak perlu." Wu Suowei mengambil ponselnya dan memberikannya pada Jiang. "Aku tidak ingin melihatnya. Tolong aku jika dia datang atau menelponku."


"Kau bisa percaya. Aku akan menghandle semuanya disini."


Wu Suowei menganguk dan berjalan dengan sangat pelan. Siluet tubuhnya menghilang dari pandangan Jiang.



To Be Continue

...

[Complete] Jatuh Cinta Pada Musuh Indonesian Vers Chap 1-105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang