Chapter 75: Memukul Halangan

5.3K 640 38
                                    

.

.

Setelah selesai menyelesaikan pekerjaannya di bisnis rumah ularnya, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Wu Suo Wei menapaki jalan sendirian, dan sepanjang jalan dia terus saja memikirkan mengenai jamur liar Lingzhi, kulkas yang dipenuhi dengan permen gula buatannya, pergi ke supermarket 3 kali. Sangat banyak, banyak sekali memori, mereka semua makin menjerat dan menjeratnya.

.

Tapi, masalah yang paling serius bagi Wu Suo Wei adalah apakah dia akan melanjutkan permainannya atau tidak.

.

Dan jika ya, apakah dia harus meletakkan semua kartunya di atas meja untuknya?

.

Kedua kaki itu tanpa sadar berjalan ke arah residen Chi Cheng.

.

Berdiri di depan pintu, Wu Suo Wei mulai berpikir, Hanya untuk membuat Xiao Cu Bao merasa nyaman, Chi Cheng harus tinggal di tempat seperti ini. Juga, dia kehilangan semua anak ularnya, hatinya pasti sangat stress.

.

Sebelum melangkah masuk, dia mencoba menenangkan pikirannya dengan menghirup banyak udara.

.

Tapi, ketika dia menginjakkan kakinya, dia tidak merasakan gelombang panas, tetapi tubuhnya sedikit menggigil bersama-sama dengan aroma padat minuman keras yang tercium.

.

Ranjang itu sangat kacau, selimut sangat kusut dan jatuh ke bawah tempat tidur. Ada noda darah basah yang tercampur dengan sperma menutupi mereka. Xiao Chu Bao berbaring dalam kotak kaca, cemberut melingkar. Itu sangat jelas bahwa, tempat ini baru saja dijadikan tempat erotis yang panas, sex yang kasar. Wu Suo Wei tidak tahu apakah seseorang yang sedang berbaring itu adalah Yue Yue, tapi dia yakin bahwa orang itu bukan pria itu.

.

Chi Cheng sedang berada di kamar mandi, membasuh wajahnya.

.

"Apa aku datang di saat yang tidak tepat?"Wu Suo Wei bersandar di depan pintu dan memeriksa Chi Cheng.

.

Chi Cheng tidak berbicara. Punggung kokohnya di selimuti aura hitam, sangat dingin.

.

"Apa kau sudah selesai? Haruskah aku pergi?"

.

Wu Suo Wei mengatakan hal itu, tapi sebenarnya dia tidak tahu apa isi pikirannya.

.

Mengusap wajahnya kasar, Chi Cheng berbalik dan melihatnya. Dua alis seperti pedang mengerut kasar, pupil matanya menggelap, matanya merah, bibirnya tertutup, dan seluruh ekspresi diwajahnya penuh dengan kejengkelan.

.

Setelah meneliti Wu Suo Wei beberapa saat, Chi Cheng dengan bodoh membuka mulutnya.

.

"Pergilah, oke."

.

Wu Suo Wei sedang mempertimbangkan, tiba-tiba dia sedang ingin berargumen dengan Chi Cheng.

.

"Biar kuberitahu, sebenarnya aku datang kesini hari ini..."

.

"Aku tidak punya waktu mendengar omong kosongmu." potong Chi Cheng, "Aku sedang buruk. Aku menyarankanmu untuk keluar dari sini sekarang jika kau ingin menghindari amarahku."

.

"Hari ini, aku tidak ingin pergi. Aku ingin melihat apa yang akan kau lakukan untuk menyiksaku." sebuah noda darah yang tercetak di lantai menodai kaki Wu Suo Wei.

.

"Aku sudah menghancurkan tiga perawan. Aku bahkan harus memanggil 120 untuk dua dari mereka." suara itu terdengar datar. [120 adalah nomor abulans di China.]

.

Urat di leher Wu Suo Wei mengeras, dan pupil matanya melebar seolah-olah ingin melompat keluar.

.

"Lakukan saja, sepanjang kau tidak lupa memanggil ambulans."

.

Kata-kata berani Wu Suo Wei membuat Xiao Chu Bao mendongak kaget, matanya seolah mengatakan 'kau sangat berani'.

.

Sebenarnya, Wu Suo Wei menyesalinya, setelah dia selesai mengucapkannya.

.

Penuh dengan permusuhan, Chi Cheng berjalan mendekat pada Wu Suo Wei. Tangan besarnya mencengkram kerah baju Wu Suo Wei, mengangkatnya ke udara, lalu membuangnya ke atas ranjang. Dengan suara gedebuk, dahi baja Wu Suo Wei mengenai pagar besi ranjang. Rasa sakit segera menggerogotinya.

.

"Motherfucker!"teriak Wu Suo Wei seraya mengusap dahinya, "Jika bukan karena kau terus saja mengolesi dahiku dengan salep sepanjang hari, dahiku pasti tidak akan sesakit ini! Kau menghancurkan talent unikku!!!"

.

Chi Cheng baru saja akan merobek pakaian Wu Suo Wei, tapi berhenti setelah mendengar perkataan itu.

.

"Jika kau tidak bisa menghindari untuk menyakiti dahiku, jika kau ingin menggunakan dahiku untuk disakiti, lalu, jangan buang-buang waktumu hanya untuk mengolesi dahiku dengan obat ketika aku bahkan tidak pernah menyuruhmu! Dan kau tidak pernah punya hak untuk mengkritikku karena menggunakannya sebagai senjata!" menahan rasa sakitnya, Wu Suo Wei berteriak kasar, "Dari atas sampai ke bawah tubuhku, hanya ada satu tempat yang keras, dan kau berhasil melembutkannya! Aku telah kehilangan rasa amanku karenamu, kau anak seorang pelacur Chi Cheng! Fuck You! Kau sangat egois!"

.

SLAM BANG

.

Dahinya memukul tulang rusuk Chi Cheng dengan keras.

.

.

To Be Continue


Oke fixxx ngak suka banget kalau Chi Cheng main tidur sana-sini sama siapa aja!!! Tinggalin aja Wu Suo Wei, biar Chi Cheng tau rasa!!!!!!!!


80 VOTE + 15 COMMENT = LANJUT

[Complete] Jatuh Cinta Pada Musuh Indonesian Vers Chap 1-105Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang