Kamu
Faktanya, itu hanya semu
Karena kamu t'lah berlaluJadi kunarpa; terlepa dalam hampa
Cendera; tak lagi membuka mata
Musnah; sepaikan asa yang telah patah
Tebarkan pasung; sungguh menjebak dalam kungkungNamun ketika sunyi pekakkan telinga
Aku sungguh tak kuasa
Yakin kesemuan itu nyata
Agar sekali lagi saja, aku dapat menggapaimu dengan asa yang samaKala masa membuatku ruai
Dunia mendepakku hingga bersetai-setai
Zamin tempatku berpijak terus buat jiwaku bersepai
Hanya dirimu napas yang mampu kurapaiHanya dirimu, bukan siapa pun itu
Yang tetap anggapku kuat kala seluruh dunia menghujat
Yang tetap menemani kala semua berlalu pergi
Juga pemilik panasea yang s'lalu mengobati kala semua leburkanku secara pastiJadi, sungguh, maafkan aku
Meski hanya semu, aku tetap membutuhkanmuHanya 'tuk menatap sorot penuh kasih dari manikmu yang selalu kurindu, serta meraup segala kuatmu selagi aku mampu
'Tuk ingatkanku alasan bertahan walau dicekam bisu
Juga ingatkanku jika pada akhirnya nanti, dimensi sama kita dapat berjumpa lagiDunia semuku tentangmu,
21 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Untai Aksara Tentang Kita
PoetryKamu, aku, dan dunia ini, kita datang lalu pergi, iringi masa bersama sunyi, dalam juita yang pegari dan tak lagi. Akankah sang asa abadi, dapat jadi lebih dari, sekadar khayali?