Ucap itu
Kudengar berkusu-kusu
Menyergap nideraku dalam pekatnya kelabuGugurnya patera
Kudekap tanpa kata
Bersama kicau para peksi yang sampaikan kabar dukaMereka suarakan satu
Tentang kamu yang terlalu sadu
Bahkan hanya untuk sekadar kurindu"Ugahari" tak pernah menyapa kita
Kamu dan senja tak sesederhana yang kukira
Apalagi kamu dan para malaikat romansa
Yang terlalu megah untuk kumenghambaDalam kira hati
Kita tak akan pernah seaksa ini
Tanpa pernah kusadari sebelumnya
Nyatamu pun terlalu mewah untuk dapat kurengkuh tanpa nestapaNamun percayalah
Dulu, bahagia tak pernah alah
Hingga akhirnya, bersaksilah para gemintang
Tentang panaseaku yang direnggut dengan begitu gemilangKarena benar-benar hanya ada satu
Yang tak akan mampu diubah seluruh dogmaku
Apalagi hanya dengan seluruh jerit lara ituYaitu ... kamu
Kamu yang tetap akan perlina walau mampu kuulang waktu
Kamu yang masanya telah usai di duniakuDan sialnya, memang selalu hanya kamu
Sumber napasku yang kini hanya menyisakan bayang semu14 Februari 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Untai Aksara Tentang Kita
PoetryKamu, aku, dan dunia ini, kita datang lalu pergi, iringi masa bersama sunyi, dalam juita yang pegari dan tak lagi. Akankah sang asa abadi, dapat jadi lebih dari, sekadar khayali?