Sang nestapa adalah saki sang bahagia
Kecewa adalah juita sang penggayut asa
Dan kamu
Adalah anganku dalam mengeladau pekatnya waktuPercik hujan berteman alobar
Bukanlah hujat akan segala asa yang menguar
Pun bukan pengingat anca itu 'kan segera tersuarKarena melodi merdu dari rintik yang menyapa
Hanya satu di antara juta latar luka yang menganga
Juga satu pengiring debar bahagia yang mungkin mampu buatku murcaAsa kita sungguh nyata
Sejelas rasa yang teruntai tanpa kata ataupun aksara
Juga senyata curna yang tak butuh satu pun alasan mengapaAsa itu memang nyata
Bukan laksana urna sang pelangi yang hanya menyapa sedetik saja
Juga bukan laksana kelabunya langit berteman hujan yang hanya bertahan 'tuk sementaraKarena ini hanya tentang kamu
Tentang bagaimana bahagia itu tak henti sesakkan dadaku
Tentang damai yang menguar dari netramu tak akan pernah dapat berlalu
Juga tentang segala angan yang dalam sedenting terbakar menjadi debuIni tentang kamu
Tentang kasihmu yang tetap jadi alasanku temani waktu
Tentang bagaimana bahagia itu sangat kurindu
Juga tentang seerat apa nestapa ini kurengkuh atas takdir yang berlakuDan sungguh, ini hanya tentang kita
Tentang rasa yang tetap membentang walau kita terlalu aksa
Tentang semu amerta yang kini singkirkan segala nyata
Juga tentang jangka kita yang terputus begitu sajaIni tentang kita
Tentang kemustahilan yang sungguh pegari dan terbentang nyata
Tentang keajaiban yang hanya bualan belaka
Juga tentang kita yang tak akan mungkin bisa kembali bersama29 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Untai Aksara Tentang Kita
PoetryKamu, aku, dan dunia ini, kita datang lalu pergi, iringi masa bersama sunyi, dalam juita yang pegari dan tak lagi. Akankah sang asa abadi, dapat jadi lebih dari, sekadar khayali?