Tidurlah, Sayang,
tak akan kuhabiskan lagi malam,
dengan tangis maupun sesak berkepanjangan.Tenanglah, Mengerna,
jangan dulu pikirkan esok maupun lusa,
menetap saja pada sekarang dan semua baik-baik saja.Tak apa,
tenangkanlah sang raga,
tak akan berhenti kubisikkan cinta,
pada jiwa yang kuharap 'kan tetap ada.Namun jika segala tak sesuai asa,
jangan bersedih, ya,
jangan patah karena kita 'kan berpisah,
jangan hancur hanya sebab kuurai air mata.Karena, Juita,
asal kamu tahu saja,
tanpa dusta aku sungguh bahagia,
kamu akhirnya terbebas dari leukemia.Jadi, tak akan jadi masalah,
bila akhirnya asa kita alah,
atasmu yang amerta lelap dicumbu tanah,
juga aku yang 'kan tetap bedegap pada puing pisah.Bintaro, 18 Maret 2019
Kertas Usang
KAMU SEDANG MEMBACA
Untai Aksara Tentang Kita
PoetryKamu, aku, dan dunia ini, kita datang lalu pergi, iringi masa bersama sunyi, dalam juita yang pegari dan tak lagi. Akankah sang asa abadi, dapat jadi lebih dari, sekadar khayali?