Sore pekat
Menggelayut dan memikat
Pada hubungan yang mungkin terlalu mengikatSatu helaan napas
Dalam berjuta bentang naas
Yang kuharap tak akan membekasYa Tuhan
Aku tak mungkin dapat bertahanKutatap matamu
Dalam netra yang sama seperti dulu
Masihlah damai yang membuatku merindu
Walau aku tahu
Sorot itu bukan lagi hanya untukkuMiris
Benang itu kian mengiris
Bersama sunyimu yang tak mampu terkikisMungkinkah ini yang kau rasakan dulu?
Ketika bungkamku membeku
Dan ceriamu tak mau membisu?Ah, sial
Mengapa sangat sulit untuk merapal?Satu lagi napas kuhela
Bersama dentingan cempera
Berteman melodi sepaian asaAku ... melepasmu
Bukan karena aku belum melupa
Karena ... astaga!
Tak mungkin mengharap orang yang telah tiadaAku ... melepasmu
Dan ini hanya untukmu
Untuk kebebasan itu
Juga untuk hati dan bahagiamu
Bukan untuk perempuan ituAku ... melepasmu
Karena anggapan yang mencekik tanpa bisa kutahan
Bahwa kau di sini hanya berdasar atas kasihan
Bahwa kau bersamaku hanya karena terikat hubunganAku ... melepasmu
Agar kau temukan jawab untuk hatimu
Tanpa harus terbebani apa pun ituAku ... melepasmu
Namun jika jawab itu telah kautemu
Dan dia lebih memilihku
Aku akan menunggu
Bersama keping yang tetap untukmuAku ... melepasmu
Selamat tinggal
Kubawa setitik harap dari rantai yang baru kupenggal
Semoga kau bahagia dengan beban yang telah tertanggalMasa sialanku bersamamu,
1 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Untai Aksara Tentang Kita
PoesíaKamu, aku, dan dunia ini, kita datang lalu pergi, iringi masa bersama sunyi, dalam juita yang pegari dan tak lagi. Akankah sang asa abadi, dapat jadi lebih dari, sekadar khayali?