Menempuh konspirasi semesta,
malam itu si puan menggandengku ke sana,
tanpa pelita maupun bara dian,
senyumnya tawarkan jagat penuh kehangatan.Sampai di sana,
hamba-hamba pemilik rinduku menyapa,
senyumnya kirana; tutur lembutnya membara,
aku lebur dalam radi karena punya mereka.Namun tak lama,
magandi adalah mereka,
osuari sudah siap mendekap manja,
dan tololnya ... aku hanya menerima.Bintaro, 5 Maret 2019
Kertas Usang
KAMU SEDANG MEMBACA
Untai Aksara Tentang Kita
PoetryKamu, aku, dan dunia ini, kita datang lalu pergi, iringi masa bersama sunyi, dalam juita yang pegari dan tak lagi. Akankah sang asa abadi, dapat jadi lebih dari, sekadar khayali?