Hadiah Final

7 0 0
                                    

Jika kamu membuka pintu, kusarankan persiapkan diri dulu. Ada pekat yang akan butakan matamu. Ada teriakan kuat dalam jeratan bisu. Ada hantu-hantu yang siap membunuh kapan pun. Jadi, persiapkan diri dulu.

Darah menggenang di seluruh sudut ruang. Organ-organ banyak bergelantungan. Potongan-potongan otak berceceran. Jika kamu mampu melihat itu, silakan buka pintu.

Namun ... tunggu dulu, biar kuberi tahu.

Tangan-tangan kuat akan menarikmu dari segala arah. Satu dari mereka akan mencekikmu dengan senyum merekah. Satu lainnya akan mencungkil matamu; menjahit mulutmu; merampas daya pikirmu. Kamu hanya akan terkoyak dan binasa tanpa setitik pun ampun.

Jadi, jika kamu masih yakin, bukalah pintu itu. Jika beruntung, kamu akan menemukanku--yang telah berulang kali melaluinya--tepat di sudut paling belakang. Tanpa mata, mulut tak bisa terbuka, dan otak menjadi bagian dari hias ruangan, kamu akan menemukanku sebagai hadiah final.

Mengerikan, memang. Maka dari itulah, orang-orang sebelummu menjadikanku tameng untuk keluar. Jika kasihan, mereka akan membunuhku berulang, lalu pergi melenggang karena aku tak bisa dimatikan. Jika mereka dipenuhi kebajikan, maka aku akan dikeluarkan dan kembali diumpankan pada semua pengisap kehidupan. Atau jika tak begitu, mereka akan memotong tanganku agar tak meminta pertolongan--tetap menjadi hadiah sebuah pertarungan.

Padahal ... apa lagi? Apa lagi yang masih kupunyai?

15 Oktober 2018

Untai Aksara Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang