Meski eksistensimu sudah direnggut masa, kertas usang ini masih nyata. Ada bintang-bintang pengharapan. Satu bintang menjerit paling terang. Namun sayangnya, si bintang adalah hal ternista.
Jadi, Tuan, jika keajaiban semu berpihak pada kita, kembalilah untuk menulis ulang beberapa bintang. Jagalah napasmu, jangan khawatirkan apa pun. Aku akan melakukan segalanya untukmu bisa bertahan hidup.
16 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Untai Aksara Tentang Kita
PoetryKamu, aku, dan dunia ini, kita datang lalu pergi, iringi masa bersama sunyi, dalam juita yang pegari dan tak lagi. Akankah sang asa abadi, dapat jadi lebih dari, sekadar khayali?