Prolog

38.1K 1.3K 19
                                    

"Bundaa, Nino kemana? Nina kok ditinggal lagi?" Teriak remaja perempuan yang rambut panjangnya itu dikuncir kuda. Ia adalah Nina Felicia. Ia terlihat tergesa-gesa menyiapkan keperluan sekolah.

"Oh iya, bunda baru inget!! Nino mau jemput temennya. Makanya berangkat duluan," Kata bunda dengan keras sambil mengoles selai cokelat kesukaan Nina.

Nina mendengus dan memutar kedua bola matanya. Ini yang ketiga kalinya, kembarannya --Nino Fernando, meninggalkan Nina. Selalu dengan alasan menjemput temannya. Padahal setahu Nina, teman Nino tidak ada yang satu SMA dengannya. Maka dari itu ia heran dengan alasan Nino selama ini.

Ia dan Nino disekolahkan di SMA yang sama oleh orang tua mereka. Tapi semenjak hari kedua MOS, Nino selalu meninggalkan Nina. Nina pun bingung dengan sikap kembarannya tersebut. Nino memang bersikap cuek pada Nina, entah apa penyebabnya.

"Terus aku berangkat sama siapa???" Teriak Nina dengan frutasi.

"Ini ada apa sih? Kok pagi-pagi udah ada tarzan cewek?" Suara bariton milik kakak cowok Nina, sempat mengagetkan Nina.

"Lho? Kak Reyhan kapan pulang? Kok Nina nggak tau ya?"

Reyhan pun mengacak-acak rambut adik kesayangannya itu dan dibalas oleh tatapan tajam milik mata Nina. Reyhan hanya terkekeh melihat Nina.

Reyhan Ferdinand adalah kakak Nina dan Nino yang sekarang sudah kuliah. Reyhan memang jarang dirumah. Karena jarak rumah ke kampus lumayan jauh, ia memilih untuk menginap di kost milik temannya agar ia bisa mengejar kuliah pagi.

"Kamu aja yang ngebo duluan. Omong-omong ini udah setengah tujuh loh. Emang kamu nggak berangkat?"

Nina tiba-tiba melotot mendengar kata-kata Kak Reyhan. Ia melihat jam tangannya. Benar, jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Ia pun dengan sekejap telah menghabiskan roti isinya dan meminum susu.

"Terus aku dianterin siapa??" tanya Nina.

"Ya dianterin kakakmu lah," Kata bunda tenang.

"Ayo kak, tapi emang udah mandi?" Nina pun menggandeng pergelangan tangan Reyhan.

Reyhan pun mengangkat satu tangannya dan mencium ketiaknya, "udah harum gini kok,"

Nina menatap Reyhan jijik, "ih bau tau. Ya udah ayo cepetan, entar aku telat."

Nina pun mencium punggung tangan bunda dan mencium kedua pipinya. Ia pun bergegas menuju depan rumahnya. Sedangkan Reyhan memanaskan motornya. Akhirnya mereka pun berangkat.

Tak sampai lima belas menit,  Nina pun sampai di sekolah. Ternyata bel masuk belum berbunyi.

"Belajar yang bener Na," Ujar Reyhan.

"Iyaa, tauu. Makasih kak udah anterin. Aku masuk dulu yaa."

Sesampainya di kelas, Nina pun teringat bahwa ia tidak membawa botol minum. Ia pun segera ke kantin sebelum jam pertama dimulai. Namun saat di kantin, ia melihat kembarannya sedang nongkrong bersama teman-teman barunya. Ia pun menghampiri Nino

"No, tadi gue kok ditinggalin lagi??" Tanya Nina dengan nada tinggi.

Semua mata teman-teman Nino tertuju ke Nina. Sedangkan, Nino yang sempat kaget tadi hanya melirik Nina tajam.

"Siapa No??" Tanya seorang teman Nino.

"Temen lama kok," Jawab Nino cuek. Memalingkan mukanya dari hadapan Nina.

Sabar Naa, sabar. Batin Nina sambil mengelus dadanya saat Nino berkata seperti itu.

Nino pun beranjak dari tempat duduknya dan menarik tangan kembarannya ke pojokan kantin, menjauhi teman-teman Nino.

"Denger ya, nanti pas istirahat pertama, lo harus dateng ke perpustakaan. Jangan ngajak temen!!" Gumam Nino. Nina hanya bisa mengangguk.

Nino pun meninggalkan Nina. Nina merasa bahwa Nino bukanlah Nino yang 'dulu'. Nino sudah berubah. Kalau di rumah Nino memang bersikap cuek padanya. Tapi ini berbeda. Nino bahkan bilang pada teman-temannya bahwa Nina adalah temannya. Nina merasa bahwa Nino sudah keterlaluan.

Apa yang terjadi sama Nino? Batin Nina.

###

Ini teenfiction pertamaku. Hope you like it.  Jangan lupa vote dan Comment. Makasih xx.

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang