8

15.2K 890 22
                                    

"Bener itu kakak kamu?" bisik Nina sambil menunjuk lelaki yang celingukan itu.

Rara mengangguk mantap, "iyaa kak.."

Sepertinya gue harus kabur, sebelum cowok itu lihat gue, batin Nina.

Baru saja Nina berdiri dari duduknya, tapi tiba-tiba...

"Bang!! Rara disini!"

Nina menepuk jidatnya, "mampus gue,"

"Kak Nina mau kemana?" tanya Rara dengan nada polosnya.

"Ma- mau ke to- toilet," ucap Nina dengan terbata-bata.

"Sini aja dulu kak. Aku kenalin sama abang aku ya,"

"Yee, dicariin juga. Malah disini," suara bariton itu membuat Nina semakin grogi.

"Hahaha, maaf bang,"

"Dia siapa, Ra?" tanya cowok itu.

"Ini, kak Nina. Yang biasanya aku ceritain ke abang," ujar Ra dengan semangat.

Deg, seakan jantung Nina berhenti saat itu juga. Jadi selama ini Rara menceritakan tentang dirinya ke cowok menyebalkan itu.

Mau tak mau, Nina harus memutar tubuhnya. Ternyata dugaanya benar. Abangnya Rara adalah Gala.

"Ha- hai kak Ga- Gala," ucapnya canggung.

Sedangkan Gala hanya mengangkat satu alisnya melihat cewek di hadapannya.

Rara hanya melihat Nina dan Gala dengan bingung, "jadi abang udah kenal sama Kak Nina?"

Gala tersenyum lalu berlutut untuk mensejajarkan tingginya dengan adik perempuannya itu.

"Iyaa, abang kenal sama Kak Nina. Kak Nina itu adik kelas abang. Kamu sekarang ganti baju ya. Kayaknya mau mulai latihannya."

Rara menyengir, "Wah ternyata satu sekolah nih. Ya udah Rara ganti baju dulu."

Rara segera meninggalkan Gala dan Nina yang masih terpaku. Ia masih tidak menyangka bahwa Rara adalah adik Gala.

"Kenapa? Masih nggak percaya kalau Rara itu adik gue?"

Nina hanya melirik Gala, lalu ia berlalu begitu saja. Tanpa menjawab Gala.

Gala hanya memandang perenpuan yang baru saja membuat hatinya campur aduk. Menurutnya, Nina adalah perempuan yang susah ditebak.

Ia pun menuju bangku tunggu yang tersedia. Ia memandang Nina dengan selendang yang berada di leher dan pinggangnya.

"Multi talenta," gumamnya.

Setelah itu ia menepuk jidatnya, bodoh, kenapa gue jadi muji cewek itu.

Gala sekarang menjadi pusing sendiri. Ternyata selama ini Nina yang diceritakan sama adik permpuanya itu adalah Nina Felicia. Ia masih tidak percaya pada kenyataan itu.

"Bengong aja, kak."

Gala hanya bisa mengelus dadanya, entah dari mana perempuan itu bisa muncul tiba-tiba.

"Gue nggak bengong kok," sanggahnya.

"Tapi sejak kapan lo disini?" tanya Gala.

Nina terkekeh, "itu namanya bengong. Kakak aja nggak tau kalau saya disini dari tadi."

Gala memutar kedua bola matanya. Lalu ia mengambil handphone nya untuk bermain game kesukaannya.

Nina melirik aplikasi apa yang dibuka Gala di handphonenya.

"Really, tahu bulat, kak?" ujarnya sambil menahan tawa.

"Jangan bawel, no comment,"

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang