4

17K 899 6
                                    

Nino membuka pintu rumahnya. Suasana sepi menyambutnya begitu ia datang. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam rumahnya. Ya, Nino baru saja sampai di rumahnya setelah mengantar Stefanny.

Ia meletakkan tas di sofa ruang keluarga, "Orang-orang pada kemana?" gumamnya.

Tiba-tiba handphone yang berada di saku seragamnya itu bergetar. Setelah dibuka, ternyata sebuah pesan LINE masuk.

Nina Felicia : No, gue mau kerkel dulu. Aku udah bilang ke Kak Reyhan, nanti dijemput Kak Reyhan. Jan kangen ;)

Nino Fnando : ngga usah pulang sekalian gapapa kok

Read

Nino mendengus napas. Ia harus sendirian di rumah. Nino benci sendirian di rumah. Yah meskipun ia bersikap cuek pada Nina. Tapi tetap saja ia merasa ramai dengan kehadiran Nina. Nina memang selalu banyak bicara, ya meskipun akhirnya tidak ditanggapi oleh Nino.

Nino memutuskan untuk tidur saja. Daripada harus 'merasakan' sendirian di rumah.

###

"Ih dasar, selalu gitu jawabannya," decak Nina sambil melempar HPnya ke sembarang arah. Untunglah, HP Nina ditangkap oleh Rena.

Rena mengelus dadanya, "Astaghfirullah, Na. HP bagus dilempar-lempar. Kalau emang nggak mau mending buat gue aja."

Tapi yang diajak bicara hanya diam saja.

Vio-- teman Nina, mendekati Nina, "lagian siapa sih kok bisa bikin lo kesel kayak gitu??"

"Syaiton," ujar Nina singkat.

"Ya ampun Na, lagi PMS neng??" celetuk Radin, teman Nina yang satu lagi.

Nina mendengus napas, "tadi saudara gue. Udah ah cepetan,  nanti nggak selesai-selesai. "

Ketiga teman Nina terdiam, mereka berpikir bahwa Nina benar-benar PMS. Mereka benar-benar tidak ingin mengganggu Nina
Tapi kenyataannya tidak, Nina sedang tidak PMS.

Mereka pun mengerjakan tugas dengan serius dan diselingi dengan candaan. Tiba-tiba HP Nina pun berbunyi, membuat suasana menjadi hening.

Nina melihat layar HPnya , ternyata kakaknya sudah menelpon.

"Bentar ya, guys," Nina segera beranjak menjauh dari teman-temannya.

"Na? Maaf nggak bisa jemput lo. Gue masih belum kelar nih,"

Nina mengernyit, "Yah kak, terus gue pulang sama siapa? Udah jam 5 nih, nggak mungkin aku naik angkot,"

"Minta Nino jemput gih, Na."

"Nggak ah, males!! Dia itu susah kalau dibilangin kak! Mending gue pulang sama Bunda aja."

"Bunda tadi bilang ke gue kalo Bunda ada acara sama temen sekantornya. Jadi pulangnya agak malem. Udah deh, sama Nino aja. Nanti Kakak yang bilangin Nino."

"Ya, terserah."

"Jangan ngambek, Na. Gue tutup ya."

"Hm."

Nina menghela napas, bagaimana bisa Reyhan membujuk Nino untuk menjemputnya. Yang ada Nino malah nolak mentah-mentah.

Kembaran✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang